Dolar Australia telah menyentuh rekor terendah selama 6,5 tahun terakhir, namun penurunan ini justru menimbulkan insentif yang disambut hangat para pelajar internasional yang memilih belajar di Australia.

Biaya kuliah, akomodasi, ongkos makanan dan transportasi, sejak lama, telah menjadi hambatan bagi pelajar yang ingin studi di luar negeri, atau bagi orang tua yang membiayai sekolah anak mereka.

BACA JUGA: Kokain 70kg Diamankan Petugas dari Yacht Mewah di Queensland

Tetapi devaluasi dolar Australia terhadap mata uang utama di dunia sangat melegakan bagi siswa internasional di sejumlah institusi pendidikan yang ada di seluruh Australia.


Devaluasi dolar Australia terhadap sejumlah mata uang utama telah melegakan para pelajar internasional yang bersekolah di negeri kanguru.

BACA JUGA: Saham 4 Bank Terbesar Australia Diperkirakan Masih Akan Turun

Asif Narejo, pelajar internasional yang menempuh studi di sebuah perguruan tinggi di Canberra, mengatakan, perubahan dolar Australia mengurangi tekanan yang ia alami secara signifikan, sehingga ia memfokuskan perhatiannya pada studi.

"Itu banyak membantu saya, mengurangi stres kesehatan mental, dalam hal masalah keuangan dan kekhawatiran tentang orang tua saya yang mengirimkan uang," akunya.

BACA JUGA: Politisi Australia Ini Dua Kali Dipecat Karena Gelapkan Dana Partai

Ia menyambung, "Ditambah lagi, hal itu meningkatkan standar hidup saya juga, memberi saya lebih banyak uang di sini."

Biaya kuliah bagi pelajar internasional berkurang

Di samping adanya kenaikan biaya kuliah tersier di Australia, pelajar internasional mengalami penurunan biaya.

Contohnya, biaya tahunan untuk kuliah S1 teknik di sebuah universitas Canberra meningkat dari sekitar 30.000 dolar (atau setara Rp 300 juta) tahun lalu menjadi 33.000 dolar (atau setara Rp 330 juta) pada tahun 2015, namun penurunan dolar Australia berarti bahwa siswa dari China akan membayar dalam jumlah yang kurang.

Tahun lalu, pelajar asal China membayar 172.800 Yuan, tahun ini jumlah itu turun menjadi 149.490 Yuan.

Penasihat keuangan dari ‘Morgans Canberra’, Matthew McNamara, mengatakan, pelajar internasional mengalami keuntungan yang lebih besar atas investasi mereka, dibandingkan dengan 12 bulan yang lalu.

"Dengan penurunan dolar Australia sekitar 20% - terutama terhadap Yuan China – para pelajar ini secara efektif mendapatkan kesepakatan biaya kuliah yang lebih murah," sebutnya.

Ia menambahkan, "Bukan hanya itu, sewa tempat tinggal, makanan, pengeluaran sehari-hari, pelayanan, secara efektif mereka dapatkan lebih banyak."

Matthew mengatakan, tak mungkin dolar Australia akan menyimpang secara dramatis di masa mendatang.

"Kami percaya akan ada tekanan berkelanjutan pada dolar Australia dalam jangka pendek dan jangka panjang. Ada penggerak fundamental yang akan memberi tekanan lanjutan pada dolar Australia,” terangnya.

Ia menjelaskan, "Kami melihat penurunan harga komoditas, ekspektasi inflasi yang rendah dan resiko meningkatnya pengangguran. Kombinasikan ini dengan memburuknya perdagangan dengan Australia; jelas itu bukan gambaran yang baik bagi dolar Australia."

Wakil Rektor Universitas Canberra, Stephen Parker, mengatakan, ini "mungkin waktu terbaik untuk belajar di Australia".

"Australia punya universitas yang sangat kuat, ... peringkat dunia. Reputasi memiliki gelar dari Universitas Australia telah sangat baik," ujarnya.

Ia lantas menambahkan, "Ketika mereka kembali ke negara asal, saya pikir itu hal yang baik untuk diraih."

BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Ambil Peran Utama Untuk Selamatkan Populasi Lebah Madu Dunia

Berita Terkait