Penutupan Dolly Merembet ke Daerah

Minggu, 22 Juni 2014 – 15:56 WIB
TUNGGU GILIRAN DITUTUP: Aktivitas warga di lokal- isasi Kedung- banteng, Kecamatan Sukorejo, Ponorogo, pada siang hari cukup ramai. WS. Hendro/Radar Madiun/JPNN.com

jpnn.com - MADIUN – Penutupan lokalisasi pekerja seks komersial (PSK) terbesar di Asia Tenggara Dolly di Surabaya dipastikan merembet ke lokalisasi daerah lain di Jawa Timur. Sinyal itu dinyalakan Gubernur Jatim Soekarwo. Dalam kunjungannya ke Kota Madiun pada Jumat malam (21/6), Pakde Karwo –sapaan Soekarwo- menegaskan bahwa program penertiban lokalisasi terus berjalan.

Prestasi terbesar dari program yang mulai digagas sejak 2010 tersebut adalah penutupan Dolly pada Rabu (18/6). ’’Jatim mempunyai program penertiban lokalisasi. Salah satunya adalah Dolly. Kita harus mendukung Ibu Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Red.)’’ tuturnya.

BACA JUGA: Banjir, Pelajar SMP Hanyut di Balikpapan

Penutupan lokalisasi PSK di daerah lain ditargetkan rampung hingga akhir tahun ini. Dia menyebutkan, masih ada 23 lokalisasi di Jatim yang tersebar di sejumlah daerah. ’’Hal ini bukan target, tetapi (melakukan) pendekatan. Untuk yang lain, kami dorong terus penutupannya,’’ ujarnya.

Mengingat ujung tombak penertiban lokalisasi berada di tangan setiap pemerintah daerah, pemrov siap memberikan dukungan maksimal. Pemrov berjanji akan menjauhkan kekerasan dalam setiap penertiban. ’’Pemrov siap membantu. Tidak ada kekerasan, tetapi pendekatan kemanusiaan,’’ katanya.

BACA JUGA: Tabrak Anjing, Suprizal Meninggal

Meski demikian, dia menilai bahwa Kota Madiun mengalami perkembangan yang cukup pesat, baik di sektor industri maupun pariwisata. Perkembangan dua sektor penting tersebut akhirnya membuat perekonomian di Kota Madiun ikut tumbuh pesat. ’’Perkembangan tersebut mulai terlihat selama beberapa tahun terakhir. Semua itu tentu saja tidak bisa lepas dari peran leadership pemimpinnya. Dalam hal ini, peran serta wali kota lebih dari 50 persen,’’ paparnya.

Kota Madiun yang juga dikenal sebagai pusat wilayah Mataraman tersebut mampu menjadi kota transit yang potensial. Apalagi setiap sektor kini tengah mengalami kemajuan dan perkembangan yang siginifikan. ’’Sudah banyak penghargaan yang diraih kota ini. Hal ini bisa menjadi pemicu. Jadi, Kota Madiun bisa lebih baik lagi ke depan,’’ tandasnya di sela-sela pagelaran wayang kulit di balai Kota Madiun.

BACA JUGA: Warga Bali Cinta Prabowo-Hatta

Di bagian lain, penutupan lokalisasi Dolly terus diantisipasi Satpol PP Kota Kediri. Petugas gabungan Satpol PP dan Polres Kediri Kota itu merazia tempat hiburan malam di Kota Kediri Jumat (20/6). Hasilnya, petugas menemukan seorang pemandu lagu yang diduga pindahan dari Surabaya.

Kapolres Kediri Kota AKBP Budhi Herdi Susianto menyatakan, razia tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penutupan lokalisasi Dolly. Diduga, penutupan Dolly itu berimbas pada perpindahan pekerja seks komersil (PSK) ke daerah, terutama Kota Kediri.

Selain itu, razia selama tiga jam tersebut mengantisipasi peredaran miras dan obat terlarang. Petugas merazia beberapa kafe di Kota Kediri dan mendata pemandu lagu di sana. ’’Kami mengantisipasi dan mencegah PSK yang masuk ke daerah kami,’’ katanya saat dikonfirmasi.

Berdasar pantauan Radar Kediri, sekitar pukul 21.30 tim gabungan itu merazia New Marino Cafe, Kelurahan Burengan, Kota Kediri. Mereka menemukan beberapa pengunjung kafe yang sedang menikmati minuman keras. Petugas mengumpulkan tujuh pemandu lagu.

Mereka diminta menunjukkan kartu identitas. Hasilnya, seorang pemandu tersebut diketahui pindahan dari lokalisasi Dolly Surabaya. ’’Saya sudah setahun bekerja di sini,’’ dalihnya kepada petugas. (fin/sat/c2/JPNN/c20/c22/bh)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelajar MTs Tewas di Hutan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler