Penyakit Parkinson telah membuat fotografer wanita asal Brisbane, Mary-Louise Levick, kesulitan memegang kamera dengan mantap. Karenanya foto hasil bidikannya tidak lagi fokus dan nyata. Namun tidak berarti kondisi ini menghentikan kiprah dan kecintaannya pada dunia fotografi.


Sungai Brisbane salah satu hasil karya fotografer Mary-Louise Levick

BACA JUGA: Malcolm Turnbull Perdana Menteri Baru Australia


Seperti fotografer lain pada umumnya, Mary-Louise Levick selalu berusaha untuk mendapatkan jepretan terbaik.  Hingga akhirnya dia didiagnosa menderita Parkinson pada usia 34 tahun.Fotografer asal Brisbane ini terpaksa harus mengambil gambar dengan kondisi tangan bergetar. Gejala Parkinson pertama kali dialami Levick ketika berusia 30 tahun ketika dia menemukan bagian ibu jarinya bergetar. Sekitar tiga tahun kemudian, dia mulai kesulitan menulis dan dokter memvonisnya menderita Penyakit Parkinson. Disaat yang sama, Levick justru sedang mulai mengeksplore keinginannya untuk mendalami fotografi. Dia meminta arahan dari mentornya sesama fotografer, Marcus bell,  untuk belajar menggunakan kamera dengan tepat ditengah penyakit Parkinson yang dideritanya, tapi dari hubungan inilah muncul gagasan. "Kami membahas berbagai sisi dari penyakit Parkinson dan bagaimana penyakit itu telah mempengaruhi pekerjaan fotografi saya. Terutama mengenai masa depan karya fotografi saya," kata Levick. "Dan ketika itu Marcus mengatakan kepada saya, “Kamu tahu, kamu bisa tetap melakukan fotografi meski Parkinson” "Dia mengatakan ‘Jika Anda ingin terlihat menonjol diantara yang lain, maka karya Anda harus berbeda dari yang lainnya,” 
Foto gedung yang dibidik dengan tangan Mary-Louise Levick yang gemetar karena Parkinsons.
 Diskusi ini kemudian melahirkan ciri khas dari karya foto Levick yang dinamakan "Pengaruh Penyakit Parkinson"  atau "PD effect" . Awalnya, Levick memutuskan untuk tetap mengambil foto bagaimanapun hasil jepretannya. Kini Levick berusaha memasukan efek dari Parkinson itu kedalam foto karya-karyanya. "Karena pada dasarnya saya masih bisa mengambil gambar ,” tapi kemudian tangan saya mulai bergetar dan kemudian saya menggunakan cahaya, dan ternyata begitu kita menggerakan kamera kita bisa mendapatkan pola yang indah,” Sang mentor, Marcus Bell merasa terdorong untuk bekerja dengan Levick, meskipun jarang menyetujui kegiatan mentor satu per satu.
 "Ini benar-benar menggelitik saya, sebagai fotografer kita bisa beresonansi dan memahami sedikit karena pengalaman pribadi, ibuku juga memiliki Parkinson." Kini sejumlah karya fotografi Levicks tengah dipamerkan di Galeri Foto, Maud Kreatif, di Newstead. Brisbane. Koleksi yang dinamakan 'Efek Penyakit Parkinson' ini tercatat menjadi pameran fotografi paling sukses dalam sejarah galeri foto tersebut. "Foto-foto ini menampilkan ketajaman atau kesempurnaan dan makna sesungguhnya dari sebuah gambar,” kata pemilik galeri, Irena Prikryl. "Gairah dan semangat hidup Mary-Louise sangat luar biasa dan itu sesuatu yang perlu ditunjukan kepada semua orang." Ia menggambarkan karya fotografi  Levick sebagai karya yang unik dan inspiratif, dan menyoroti masalah keindahan dalam ketidaksempurnaan. "Saya bisa melihat teknik pengambilan gambarnya tapi saya pikir gerakan yang tidak disengaja akibat penyakit parkinsonnya melahirkan pola yang begitu unik dan tidak bisa mereproduksi karya-karya semacam itu,” kata Prikryl. 
Mary-Louise Levick didiagnosa mengidap Penyakit Parkinsons pada usaia 34 tahun membantunya menciptakan fotografi dengan ciri khasnya sendiri.

BACA JUGA: Malcolm Turnbull: Dari Pengacara Internasional Ke Orang Nomor 1 di Australia

BACA JUGA: Tony Abbott Kalah, Malcolm Turnbull Jadi Perdana Menteri Australia ke-29

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tony Abbott Optimistis akan Menang Lawan Malcolm Turnbull

Berita Terkait