Penyalahguna Narkoba Tertinggi Di Jakarta

Jumat, 31 Mei 2013 – 15:29 WIB
JAKARTA—Tingginya tingkat penyalahgunaan narkoba di Jakarta, membuat Badan Narkotika Nasional (BNN) meminta Pemprov DKI untuk membangun tempat rehabilitasi di lima kota administratif dan satu kabupaten di Jakarta.

Jakarta menjadi kota dengan jumlah penyalahguna narkoba terbanyak, yakni mencapai 490.000 orang. Disusul Jawa Timur dan Sumatera Utara.

“Permintaan ini (membangun tempat rehabilitasi) dilakukan karena tingginya penyalah guna narkotika di Jakarta yang wajib menjalani proses rehabilitasi. Oleh karena itu, kami menyampaikan masalah ini kepada Gubernur (DKI), sehingga tahun depan dapat direncanakan membangun tempat rehabilitasi di wilayah DKI,” tutur Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar di Balai Kota Jakarta, Jumat (31/5).

Ia mengatakan, jika tempat rehabilitasi sudah dibangun Pemprov DKI, pihak BNN akan menyediakan sumber daya manusia untuk tempat rehabilitasi itu. “Untuk saat ini, dari 490.000 penyalah guna (narkotika) di Jakarta, BNN hanya mampu melayani rehabilitasi kurang dari setengahnya,” katanya.

Ia mengungkapkan, selama ini para penyalah guna hanya ditampung di dua tempat, Kantor BNN dan Pusat Rehabilitasi Lido Jawa Barat. Menurutnya saat ini BNN telah membangun satu tempat rehabilitasi di Duren Sawit, Jakarta Timur. Tapi nanti bisa beroperasi tahun 2014.
 
“Pengguna narkoba harus segera direhabilitasi kalau ingin tidak ada peredaran narkoba di DKI. Sehingga tidak ada lagi pengguna (narkoba) di DKI,” tutup Anang.

Senada dengannya, Kabid Humas BNN Kombes Pol Sumirat Dwiyanto mengatakan, penyalah guna di Jakarta berumur dari 10-59 tahun.
“Sebagian besar berprofesi sebagai pekerja. Kami yakin dengan membangun tempat rehabilitasi merupakan jawaban selain pemberantasan di tatara produsen narkoba,” tambahnya.

Ia juga mengatakan, pembangunan rehabilitasi tidak hanya berbicara secara fisik saja, tapi bagaimana membangun sistem. Sebab, menurutnya di Jakarta, rehabilitasi nantinya bisa masuk ke pelayanan kesehatan di setiap Puskesmas.

“Memang ini baru awal. Jika tak bisa membangun, mungkin rehabilitasi bisa masuk ke Puskesmas sebagai sebuah pelayanan sendiri,” pungkas Sumirat. (ian/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pintu Air Kali Semanan Dikeruk

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler