jpnn.com - JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengeluhkan tidak lengkapnya data jumlah pengungsi korban banjir yang diberikan oleh lurah-lurah yang warganya terdampak. Akibatnya, penyaluran bantuan kepada para pengungsi pun terganggu.
"Permasalahan sekarang kami tidak dapat laporan lengkap dari kelurahan. Artinya, lurah ini datanya tidak cepat diinformasikan kepada kita," kata Kasie Informatika BPBD DKI, Bambang Suryaputra kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (13/1) malam.
BACA JUGA: Cawang Masih Terendam Banjir 4 Meter
Ia mencontohkan data pengungsi di wilayah Pangadegan dan Rawa Jati. Menurutnya, pihak kelurahan menginformasikan hanya ada 100 orang pengungsi di wilayah itu. Namun ternyata, warga melaporkan jumlah pengungsi sampai 2000 orang.
"Di Kedaung juga sama, ada pengungsian minta bantuan untuk 500 orang ke kita tapi laporan dari lurahnya tidak ada pengungsi," ujar Bambang.
BACA JUGA: 14.069 Rumah di Bekasi Terendam Banjir
Karenanya, lanjut Bambang, BPBD DKI mengambil langkah proaktif dalam pendataan. Caranya dengan menelepon langsung warga yang berada di area terdampak untuk mendapatkan data.
"Kita jemput bola. Kita telepon lagi setiap ada laporan yang masuk ke kita. Kita akan telepon, koordinasi di sana, tanyakan apakah sudah terima logistik. Jangan sampai ada warga yang ngungsi tapi nggak dapat dukungan logistik," paparnya.
BACA JUGA: PU Klaim Siap Hadapi Banjir Tahun Ini
Masih kata Bambang, saat ini ada 65 lokasi pengungsian yang sudah terdata. BPBD DKI sudah menyalurkan bantuan berupa barang keperluan sehari-hari seperti selimut, peralatan mandi dan lain-lain. "Kalau bantuan dalam bentuk makanan itu dari dinas sosial bukan kita," tandasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir di Cibubur, Ahok Salahkan Depok
Redaktur : Tim Redaksi