Penyebab Kematian Nanda Pratama Masih Misteri, Begini Penjelasan Kombes Ary Fadli

Selasa, 18 Oktober 2022 – 06:20 WIB
Jenazah Nanda Pratama saat dievakuasi petugas dari kepolisian dan Basarnas Kaltim. Foto: Dokumentasi Unit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda.

jpnn.com, SAMARINDA - Seorang pria asal Madiun bernama Nanda Pratama (23) ditemukan tewas mengambang di Sungai Mahakam dengan sejumlah luka sayatan di bagian tangan kanan dan leher korban.

Polisi masih menyelidiki penyebab kematian Nanda Pratama yang masih misteri tersebut.

BACA JUGA: Pria Asal Madiun Tewas Mengambang di Samarinda, Ada Luka Sayatan di Leher dan Tangan

"Soal luka-luka yang ditemukan pada mayat tersebut masih dipastikan lagi dengan melakukan autopsi, apakah yang bersangkutan meninggal karena luka-luka itu atau akibat tenggelam," kata Kapolresta Samarinda Kombes Ary Fadli.

Hanya saja terkait autopsi, kata eks Kapolres Bojonegoro itu, pihaknya masih terus berkoordinasi dengan pihak keluarga.

BACA JUGA: Tawuran Maut di Deliserdang, Seorang Remaja Tewas Bersimbah Darah

Pasalnya, sebelumnya pihak keluarga memilih menolak untuk dilakukan autopsi.

Keluarga memilih menerima kematian korban yang sejak 3 hari lalu sempat menghilang tersebut.

BACA JUGA: Duel Maut Kakak Beradik, Satu Tewas di Tempat, Begini Kronologinya

"Saat ini kami juga masih kumpulkan keterangan," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Nanda Pratama pertama kali ditemukan warga dalam keadaan mengambang dengan posisi terlentang, tepat di bawah kapal landing craft tank (LCT) yang tengah bersandar di pinggir Sungai Mahakam, pada Minggu (16/10)

Korban ditemukan mengenakan pakaian batik dan celana hitam.

Setelah dievakuasi, mayat pemuda 23 tahun tersebut selanjutnya dibawa ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie untuk visum.

Sepupu korban bernama Susi mengungkapkan Nanda Pratama baru dua minggu merantau ke Samarinda.

Korban awalnya datang ke Kota Tepian berencana untuk bekerja di warung nasi goreng milik tantenya yang terletak di Jalan Juanda, Kecamatan Samarinda Ulu.

"Sepupu (korban) saya ini dari Madiun, baru datang ke Samarinda 25 September, rencana mau kerja di warung ibu saya," ungkap Susi saat ditemui di kamar jenazah RSUD AWS.

Perempuan 32 tahun itu mengatakan bahwa korban sebelumnya sempat pergi dari rumah orang tuanya pada Kamis (13/10) malam lalu.

Namun korban tidak kunjung pulang ke rumah hingga akhirnya pihak keluarga melaporkan kehilangan korban pada Minggu (16/10) sore.

"Setelah melapor ke Polsek Samarinda Ulu, kami dapat kabar kalau sepupu saya sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia," beber Susi.

Susi mengatakan sudah melihat mayat korban dan membenarkan kalau mayat yang sudah tidak dapat dikenali lagi karena proses pembusukan itu adalah sepupunya.

"Iya, dari pakaiannya. Sebelum hilang dia gunakan batik cokelat dan celana panjang hitam," ucapnya. (mcr14/jpnn)


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler