Penyebaran Omicron Tinggi, Dokter Nadia Minta Jangan Panik

Minggu, 06 Februari 2022 – 22:43 WIB
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid. ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebut jumlah pasien terjangkiti virus SARS-Cov-2 di Indonesia mengalami peningkatan.

Namun, Siti meminta publik tidak panik menyikapi data tersebut. Pasalnya, tingkat keterisian BOR nasional belum padat.

BACA JUGA: Tukang Ojek Pengkolan dan Online Bersatu Dukung Erick Thohir Sebagai Capres 2024

Data Kemenkes mencatat keterisian tempat tidur di RS yang bisa menangani Covid-19 masih 23,35 persen dari total kapasitas sebanyak 81.235.

"Jangan panik, karena sebagian besar gejala yang ditunjukkan oleh pasien itu gejala ringan atau tidak bergejala," kata Nadia dalam keterangan persnya, Minggu (6/2).

BACA JUGA: Naysila Mirdad Masih Isolasi Mandiri, Kenang Menduga Terpapar Covid-19 Varian Omicron

Menurut dia, penularan Covid-19 varian baru, seperti Omicron memang lebih cepat dari varian sebelumnya.

Namun, kasus kesakitan maupun kematian akibat varian yang pertama ditemukan di Afrika Selatan itu tergolong rendah.

BACA JUGA: Vila dan Penginapan di Sukabumi Digerebek, Puluhan Barang Bukti Disita, Waduh!

Dari situ, kebanyakan pasien terkonfirmasi Omicron pada saat ini lebih difokuskan menjalani perawatan secara mandiri.

"Rumah sakit sebaiknya digunakan oleh pasien yang benar-benar membutuhkan, yaitu mereka yang memiliki gejala sedang hingga kritis,” beber Nadia.

Namun, dia meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) meskipun keterisian tempat tidur belum penuh.

Terlebih lagi, kata Nadia, ada kemungkinan Indonesia akan menghadapi kenaikan kasus yang tinggi dalam dua hingga tiga pekan ke depan.

“Kami berharap masyarakat dapat benar-benar waspada dan mengetahui kondisi ini dengan baik," tutur dia.

Kemenkes, kata Nadia, mengimbau masyarakat yang terpapar dan tidak atau ringan gejala cukup melakukan isolasi mandiri di rumah.

Pasien terkonfirmasi bisa memanfaatkan layanan telemedicine yang tersedia atau melapor ke Puskesmas dekat kediaman masing-masing.

"Terlebih lagi, jika tidak ada komorbid berat atau bukan lansia. Jika masyarakat yang terpapar menjalankan imbauan ini, sesuai dengan aturan Kemenkes, angka keterisian rumah sakit bisa berkurang hingga 60-70 persen,” beber alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu. (ast/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Prada Enom Tewas Ditembak TPNPB? Ternyata


Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler