LANGKAT- Jajaran Polres Langkat berhasil membekuk Wahyudi (39) dan Syaiful (39), dua warga Biruen, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), yang diduga anggota sindikat penyelundup senjata Aceh-Medan. Keduanya digelandang ke Mapolresta beserta barang bukti senjata api(senpi) jenis FN tanpa izin serta 18 peluru. Turut pula diamankan, mobil rental Toyota Avanza BK 1661 KG serta supirnya.
Kapolres Langkat, AKBP H Mardiyono, menduga kalau kedua pemilik senpi ilegal ini memiliki kaitan dengan penembakan misterius sejumlah warga yang belakangan terjadi di NAD. “Untuk persoalan ini, kita akan berkoordinasi dengan Poldasu serta Polda NAD, guna mengungkap kasus,” ujar Kapolres, seperti diberitakan Sumut Pos (Grup JPNN).
Dugaan itu sesuai pengakuan Wahyudi dan Syaiful kepada petugas. Mereka ke Medan bertujuan melakukan transaksi senpi dengan warga negara (WN) Malaysia.
Kuat dugaan, Wahyudi dan Syaiful akan melakukan barter FN dan pelurunya dengan senjata laras panjang AK 47, jenis senjata yang digunakan dalam sejumlah penembakan di Aceh beberapa hari lalu.
Penangkapan Wahyudi dan Syaiful ini diamankan dari mobil yang dihentikan saat melaju dari arah NAD menuju Medan, persisnya seputaran wilayah hukum Polsek Hinai-Langkat.
Saat didekati petigas patroli Lantas, keduanya memperlihatkan gelagat yang mencurigakan. “Saat keduanya melakukan perlawanan, diketahui kalau senpi terselip di balik baju mereka,” kata AKBP H Mardiyono.
Dengan penangkapan pria asal Aceh ini, Kapolres memerintahkan anak buahnya untuk lebih meningkatkan razia di perbatasan. “Selanjutnya, razia dari NAD menuju Medan akan terus kita tingkatkan seketat mungkin,” ujarnya.
Poldasu Perketat Perbatasan Jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara memang telah mengantisipasi masuknya para pelaku teror di Provinsi NAD. Sejumlah pos pemeriksaan di sejumlah titik wilayah perbatasan, dijaga polisi dan Brimob.
Kapolda Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro melalui Direktur Bimbangan Masyarakat (Dir Bimas), Kombes Pol Heri Subiansauri, mengatakan pemeriksaan dilakukan terhadap seluruh kendaraan yang datang dari NAD mau pun kendaraan dari Sumut menuju Aceh.
Hery mengimbau masyarakat Sumut agar tidak mudah terprofokasi dengan penembakan di Aceh. “Bila ada hal-hal yang mencurigakan yang dianggap bisa merusak Kantibmas, khususnya di Sumut, diimbau segera melapor ke Polisi terdekat,” ujar Hery. (arm/ian/ron/jpnn/mag-5)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Izin Sawit Tak Dicabut, Tak Ada Efek Jera
Redaktur : Tim Redaksi