JAKARTA - Pimpinan Pusat Pencak Silat Pagar Nusa yang menjadi salah satu badan otonom Nahdlatul Ulama menilai aksi penyerangan kelompok bersenjata di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas 2B Cebongan, Sleman, Yogyakarta, sebagai tindakan yang tidak menghormati supremasi hukum. Ketua Umum PP Pagar Nusa KH Aizzudin Abdurrahman, mengatakan ke empat korban tewas akibat penyerangan di LP Cebongan yang menjadi tersangka pengeroyokan terhadap anggota Kopassus Sertu Santoso sudah dikategorikan main hakim sendiri.
"Terlepas dari hukum kita yang selama ini hasilnya terkadang belum memuaskan, semua pihak harusnya menghormati proses hukum itu sendiri," tegas Aizzudin dalam siaran persnya, Selasa (26/3).
Gus Aiz -sapaan akrab KH Aizzudin Abdurrahman- menambahkan, tindakan tidak menghormati proses hukum tersebut dikhawatirkan menimbulkan ketakutan bagi masyarakat. Untuk menghindari kondisi tersebut, aparatur negara diminta bisa bertindak bijak untuk menenangkan masyarakat.
"Kejadian di Cebongan eksesnya sangat luas, dan apabila ini dibiarkan bukan tidak mungkin masyarakat secara luas yang akan menjadi korbannya. Masyarakat bisa semakin ketakutan," urai cucu pendiri NU, KH Hasyim Azhari tersebut.
Karena itu Pagar Nusa mengimbau agar seluruh aparatur negara bisa menahan diri atas segala gejolak sosial di tengah masyarakat, sehingga tidak meresahkan. Untuk mengembalikan kondusifitas di tengah masyarakat, Gus Aiz juga meminta pelaku penyerangan segera ditangkap dan diproses hingga tuntas.
"Polisi dan TNI harus bersinergi dengan baik. Segera tuntaskan permasalahan ini, dengan tidak meninggalkan trauma bagi masyarakat," ujarnya.
Sementara untuk mengobati traumatik yang dikabarkan menghinggapi sipir dan warga binaan di LP Cebongan, Pagar Nusa siap memberikan bantuannya. Pagar Nusa diakui oleh Gus Aiz memiliki kapabilitas di bidang tersebut.
"Pagar Nusa tidak hanya konsen di olah fisik dan kanuragan, tapi juga ketabiban. Jika memang dibutuhkan kami siap kirimkan tabib-tabib terbaik untuk menyembuhkan trauma, baik kepada sipir atau warga binaan di LP Cebongan," tuntas Gus Aiz.
LP Cebongan di Sleman diserang oleh belasan orang bersenjata, hingga menewaskan 4 tersangka kasus pengeroyokan titipan Polda DI Yogyakarta, Sabtu (23/3) lalu.
Muncul dugaan pelaku penyerangan adalah Kopassus yang melakukan aksi balas dendam atas kematian rekannya akibat dikeroyok 4 orang tersangka titipan Polda tersebut, meski hal ini sudah dibantah oleh Pangdam IV Diponegoro, Mayor Jenderal Hardiono Saroso.(fat/jpnn)
"Terlepas dari hukum kita yang selama ini hasilnya terkadang belum memuaskan, semua pihak harusnya menghormati proses hukum itu sendiri," tegas Aizzudin dalam siaran persnya, Selasa (26/3).
Gus Aiz -sapaan akrab KH Aizzudin Abdurrahman- menambahkan, tindakan tidak menghormati proses hukum tersebut dikhawatirkan menimbulkan ketakutan bagi masyarakat. Untuk menghindari kondisi tersebut, aparatur negara diminta bisa bertindak bijak untuk menenangkan masyarakat.
"Kejadian di Cebongan eksesnya sangat luas, dan apabila ini dibiarkan bukan tidak mungkin masyarakat secara luas yang akan menjadi korbannya. Masyarakat bisa semakin ketakutan," urai cucu pendiri NU, KH Hasyim Azhari tersebut.
Karena itu Pagar Nusa mengimbau agar seluruh aparatur negara bisa menahan diri atas segala gejolak sosial di tengah masyarakat, sehingga tidak meresahkan. Untuk mengembalikan kondusifitas di tengah masyarakat, Gus Aiz juga meminta pelaku penyerangan segera ditangkap dan diproses hingga tuntas.
"Polisi dan TNI harus bersinergi dengan baik. Segera tuntaskan permasalahan ini, dengan tidak meninggalkan trauma bagi masyarakat," ujarnya.
Sementara untuk mengobati traumatik yang dikabarkan menghinggapi sipir dan warga binaan di LP Cebongan, Pagar Nusa siap memberikan bantuannya. Pagar Nusa diakui oleh Gus Aiz memiliki kapabilitas di bidang tersebut.
"Pagar Nusa tidak hanya konsen di olah fisik dan kanuragan, tapi juga ketabiban. Jika memang dibutuhkan kami siap kirimkan tabib-tabib terbaik untuk menyembuhkan trauma, baik kepada sipir atau warga binaan di LP Cebongan," tuntas Gus Aiz.
LP Cebongan di Sleman diserang oleh belasan orang bersenjata, hingga menewaskan 4 tersangka kasus pengeroyokan titipan Polda DI Yogyakarta, Sabtu (23/3) lalu.
Muncul dugaan pelaku penyerangan adalah Kopassus yang melakukan aksi balas dendam atas kematian rekannya akibat dikeroyok 4 orang tersangka titipan Polda tersebut, meski hal ini sudah dibantah oleh Pangdam IV Diponegoro, Mayor Jenderal Hardiono Saroso.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dada Rosada Tinggal Tunggu Panggilan KPK
Redaktur : Tim Redaksi