jpnn.com, JAKARTA - Pengurus Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah ikut bersuara terkait penyerangan dan pembakaran fasilitas di Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur pada Sabtu dini hari (29/8).
Ketua bidang Hukum dan HAM PP Pemuda Muhammadiyah, Razikin menyesalkan terjadinya peristiwa seperti kejadian tahun 2018 lalu itu.
BACA JUGA: Polsek Ciracas Jaktim Sudah 2 Kali Diserang OTK, Kombes Yusri Bilang Begini
"Kejadian ini harus dilakukan penanganan secara tuntas dan transparan, baik dari sisi motif serta pelaku," kata Razikin dalam keterangan tertulis yang diterima JPNN.com.
Menurutnya, peristiwa seperti ini harus menjadi pelajaran dan renungan juga bagi institusi Polri agar terus berbenah diri dan meningkatkan profesionalitas agar tidak kehilangan kepercayaan dari masyarakat.
BACA JUGA: Kapolda Metro Beber Kronologi Penyerangan Polsek Ciracas, Brutal Banget, Semua jadi Sasaran
"Karena salah satu sebab dari amukan massa seperti ini dikarenakan masyarakat kehilangan kepercayaan kepada institusi penegak hukum," lanjutnya.
Razikin menjelaskan bahwa dalam teori vigilantisme, masyarakat atau pihak non-otoritatif mengambil alih peran penegak hukum tanpa adanya kewenangan legal, serta tanpa adanya pertimbangan apakah aksinya benar-benar berbasis keadilan atau tidak.
BACA JUGA: Pengumuman, Pembunuh Paling Dicari Polisi Akhirnya Tertangkap, Alhamdulillah
Pemuda kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat ini menduga, bisa saja penyerangan ke Mapolsek Ciracas, muncul sebagai reaksi dari masyarakat atas ketidakberdayaan atau keengganan negara dalam menegakkan hukum.
"Prasangka terhadap disfungsinya penegak hukum yang berakibat pada tindakan vigilantisme, karena masyarakat merasa harus bergerak sendiri untuk mengadili pelaku kejahatan," lanjut lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia ini.
Namun demikian, kata Razikin, apa pun motifnya, tindakan penyerangan ke Mapolsek Ciracas tidak dapat dibenarkan dan harus di usut tuntas.
"Polri pasti dapat menangkap pelakunya. Siapa pun itu harus diadili termasuk apabila ada indikasi adanya keterlibatan anggota TNI," pungkas Razikin.
Sebelumnya, Dandim 0505 Jakarta Timur Kol Kav Rahyanto Edy menjelaskan terkait ciri-ciri pelaku penyerangan Mapolsek Ciracas menggunakan pakaian sipil.
"Kami tidak lihat langsung. Cuma ya tidak mungkin pakai pakaian seragam. Pasti pakaian masyarakat biasa. Nanti kalau ada informasi disampaikan," katanya dalam konferensi pers di Markas Kodam Jaya, Cawang, pagi tadi.
Menurut Rahyanto, TNI dan Polri bersinergi untuk mengungkap pelaku aksi anarkisme yang merusak sejumlah fasilitas Mapolsek Ciracas dan fasilitas umum.
Selain itu, pihaknya juga belum menemukan ada anggotanya yang menjadi korban atau terlibat setelah pengecekan ke sejumlah satuan TNI pada Sabtu pagi.
"Kami masih dalami terkait dengan perusakan Mapolsek serta apa motifnya. Karena selama ini tidak ada hal-hal yang menonjol sebelumnya, tiba-tiba muncul masalah ini," jelas perwira menengah dengan tiga melati di pundaknya. (fat/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam