"Tapi mungkin dalam kaitan ini Polri tidak sensitif melihat persoalan ini," kata Adnan kepada wartawan di sela-sela Deklarasi dan Orasi Antipolitik Uang: Sinergi Warga dan Negara dalam Pilkada DKI Jakarta, Minggu (16/9), di Jakarta.
Sebenarnya, kata Adnan, dari 20 penyidik yang ditarik hanya satu saja yang menangani dugaan korupsi di Korlantas Polri. "Jadi Polri tidak melihat hal yang sensitif di mata publik," ungkapnya.
Adnan pun mengaku keberatan dengan penarikan itu. Sebab, banyak penyidik yang sudah dididik KPK. "Jangan lupa mereka adalah orang lama yang kami bina sejak lama. Ini jangan kayak ganti ban serep. Bukankah ini adalah orang-orang profesional?" katanya.
Diakuinya, penarikan itu memang sangat berpengaruh pada KPK. Sebab, KPK hanya memiliki 80 penyidik dengan banyak kasus yang tengah ditangani. Karenanya penarikan 20 penyidik itu akan berpengaruh pada kinerja KPK.
"Tapi kalau buat kami harus ada jalan keluar. Itu kita tidak bisa mengandalkan kepadà institusi semata," ungkapnya.
Ditegaskannya, Komisi Kepolisian Nasional juga harus terlibat untuk memberikan solusi. Sebagai mantan Kompolnas, Adnan melihat lembaga itu bisa permasalahan Polri dan KPK.
"Jangan lupa Kompolnas juga bisa memerintahkan Polri dalam pelanggaran disiplin dan kode etik. Ketika SOP itu dilanggar maka akan dikenakan sanksi. Kompolnas itu semestinya bisa merekomendasikan itu untuk diperiksa segera. Jadi ini persoalan bangsa," kata Adnan.
Meski demikian Adnan juga mengatakan bahwa KPK akan mengirim surat ke Polri untuk mengajukan keberatan atas penarikan penyidik itu. "Jadi, ini sekali lagi tidak signifikan memengaruhi kasus simulator," tegasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Terus Sudutkan Islam dengan Terorisme
Redaktur : Tim Redaksi