Penyidik KPK Jadi Tersangka Suap, Rocky Gerung Sindir Jokowi Lagi

Penyidik KPK Terima Suap, Rocky Gerung Sindir Jokowi Lagi

Minggu, 25 April 2021 – 15:25 WIB
Rocky Gerung. Foto: dokumen JPNN.com/Aristo Setiawan

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Rocky Gerung menilai kasus suap yang menyeret penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Stepanus Robin Pattuju akan menjadi catatan buruk bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pakar filsafat itu menyatakan kasus rasywah tersebut memupus harapan tentang pemberantasan korupsi di Indonesia.

BACA JUGA: Info dari Firli Bahuri: Ada Jejak Azis Syamsuddin dalam Kasus Suap Penyidik KPK

"Ini serius karena sejarah KPK jadi kelam,"  ujar Rocky dalam kanal pribadinya di YouTube, Minggu (25/4).

Menurut Rocky, masyarakat kehabisan kesabaran dalam melihat pemberantasan korupsi di Indonesia. Dia menyebut kasus suap kepada Stepanus itu tidak hanya buruk bagi KPK, tetapi juga kepada Presiden Jokowi.

BACA JUGA: Mungkin Rocky Gerung Jadi Penasihat Politik AHY, Wallahualam

"Bertumpuk-tumpuk kasus korupsi pada masa pemerintahannya (Jokowi, red). Pemberantasan korupsi dikebiri dengan pelemahan KPK dan akhirnya hal ini (terjadi kasus suap kepada penyidik, red)," kata mantan dosesn Universitas Indonesia itu.

Rocky menuturkan banyak kasus korupsi menyangkut orang kuat yang tak terselesaikan pada masa pemerintahan Presiden Jokowi. Kalaupun ada pejabat tinggi yang diadili, hukumannya minimal dan memperoleh banyak keringanan.

BACA JUGA: KPK Bawa 4 Koper Dokumen Usai Geledah Balai Kota Tanjungbalai

"Jadi, komitmen pemberantasan korupsi itu hanya diucapkan di masa kampanye saja," tegasnya.

Stepanus merupakan anggota Polri yang menjadi penyidik KPK. Polisi berpangkat AKP itu diduga menerima suap Rp 1,3 miliar dari Wali Kota Tanjungbalai M Syahrial.

Kasus suap itu bermula ketika KPK mengusut kasus dugaan korupsi di Pemkot Tanjungbalai. Motif di balik suap untuk Stepanus itu ialah menghentikan penyelidikan KPK atas jual beli jabatan yang diduga menyeret Syahrial.(esy/jpnn)

 

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler