Penyiksaan Batin Seorang Suami Selama 20 Tahun

Jumat, 12 Mei 2017 – 18:35 WIB
Penyiksaan Batin Seorang Suami Selama 20 Tahun. Ilustrasi Fajar/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Setelah hampir 20 tahun menahan siksaan lahir dan batin dari istrinya, Sephia, 46, akhirnya si Donjuan,47, berani menalak cerai.

Pasalnya, istrinya terkena stroke sehingga tak bisa melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap dirinyanya.

BACA JUGA: Peristri Model dan Bekas Pramugari, Nakalnya Ketulungan, Suka Sama Om

==========================
Umi Hany Akasah - Radar Surabaya
==========================

Donjuan merasa sangat bahagia. Wak­tu yang ditunggutunggu untuk menceraikan istrinya akhirnya tiba.

BACA JUGA: 6 Tahun Berselingkuh Pejabat, Pengin Balik Usai Suami Sukses

Terlebih, kini istrinya sudah tak berdaya karena penyakit komplikasi yang berakibat stroke.

“Bebas bebas yess, bentar lagi ane bisa kawin lagi,” kata Donjuan tersenyun sumringah di sela sela sidang talak cerainya di Pengadilan Agama (PA), Klas 1A Surabaya, Rabu (10/5).

BACA JUGA: Saat Suami Membandingkan Layanan Istri di Ranjang dengan Teman Lelakinya

Pria yang tinggal di Manukan Lor itu memang sudah menanti waktu untuk segera berpisah dengan Sephia.

Selain ingin segera menikah dengan pacarnya, Donjuan mengaku sangat sakit hati kepada Sephia.

Dia masih terngiang-giang waktu Sephia seringkali melakban tubuhnya sampai menguncinya dalam lemari.

Maklum, tubuhnya lebih kecil daripada istrinya yang besar dan gagah. Bahkan, Donjuan pun dipanggil krucil sama keluarga dan tetangganya.

“Meski krucil gini, senjataku mempan. Anakku empat,” kata sopir truk itu.

Dijelaskannya, sejak awal menikah, istrinya memang suka melakukan kekerasan dalam rumah tangga.

Entah berdalih karena dirinya selingkuh, Sephia bisa sesuka hati melakban badannya jika hatinya kurang enak.

“Sudah keseringan pokoknya sampe pegel aku. Tiap kali marah aku dilakban terus dikunci di lemari. Rasane atiku kesel seru,” kata Donjuan.

Sementara itu, Sephia yang hadir menyatakan kalau dirinya memang sering melakukan tindakan kekerasan kepada suaminya.

“Wedokan, mendem, main. Kalau enggak dihukum gak kapok,” jelas Sephia.

Dikatakannya, kekuatan suaminya emang kecil. Ia seringkali mengangkat suaminya dan kemudian melakban suaminya dengan gampang.

“Aku tak belani soro sisan dadi tukang sampah dan sapu, gitu kok suami enggak paham nek dibantu,” jelasnya dengan nada terbata bata.

Meski ditalak cerai, Sephia mengaku pasrah. “Kate diapakno maneh, kondisiku wes koyok ngene. Nunggu ajal ae aku,” pungkasnya. (*/no)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tetanggaku Idolaku, Kecantol Wanita yang Musuhan Sama Istri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler