jpnn.com, SULAWESI SELATAN - Keberadaan penyuluh di tengah-tengah petani memberikan dampak signifikan terhadap produktivitas maupun efisiensi aktivitas tani, dengan catatan penyuluhnya memiliki kompetensi mumpuni.
Itu pula yang menjadi latar Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkulu, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, berkomitmen meningkatkan kapasitas SDM pertanian.
BACA JUGA: Pengendara Motor Nomor Polisi D 3749 KK Sedang Diburu Reserse, Nih Fotonya, Ada yang Tahu?
BBPP salah satu UPT Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP).
"Karena kita sedang bersama-sama mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melalui keterangan tertulisnya, Rabu (20/10).
BACA JUGA: Kronologis Pengeroyokan yang Dialami Prajurit TNI AU
SYL -sapaannya- mengapresiasi giat pelatihan Fungsional Dasar Penyuluh Pertanian Terampil Angkatan 1 yang digelar Selasa lalu.
"Ini merupakan bentuk komitmen untuk membuat penyuluh kita makin andal di lapangan. Semoga para petani dan penyuluh kita makin bersinergi," kata dia.
BACA JUGA: Pak Jokowi, BEM SI Akan Gelar Demo, Ini Selusin Tuntutannya
Adapun kegiatan yang digelar BBPP Batangkulu ini bekerja sama dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah, dan Dinas Pertanian Provinsi Maluku.
Kepala BBPP Batangkaluku Sabir mengatakan pelaksanaan pelatihan ditujukan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme fungsional penyuluh pertanian agar mampu melaksanakan perannya secara optimal dalam bidang pembinaan SDM.
“Salah satu fokus kami adalah meningkatkan kualitas SDM. Dengan SDM yang berkualitas tersebut, kami akan meningkatkan pertanian,” ujarnya.
Menurut Sabir, pelatihan fungsional tidak hanya agar bisa menguasai kompetensi teknis pertanian, tetapi bekal untuk melaksanakan peran dan fungsi penyuluh pertanian yang akan mengawal setiap program yang ada di wilayah masing-masing, baik itu program kementan maupun daerah.
“Ciri pertanian modern di Era 4.0 pertama penyuluh harus mampu mengantar teknologi kepada petani untuk di aplikasikan di lapangan, yang kedua yakni didukung oleh kebijakan pemerintah dan ketiga sumber daya manusia pertanian yang adaptif dan kompeten terhadap kondisi perubahan di lapangan saat ini,” katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa keberhasilan peningkatan produktivitas tak lepas dari hasil kinerja dari penyuluh.
"Penyuluh adalah agen yang diharapkan bisa meningkatkan produktivitas petani," imbuhnya.
Pelatihan ini, lanjut Dedi, juga bisa menjadi momen untuk saling berinteraksi dengan penyuluh daerah lain untuk mendapatkan pengalaman untuk diterapkan hingga memecahkan masalah sehingga mampu mendukung tugas dan fungsi para penyuluh pertanian.
"Kami harap materi yang diberikan fasilitator betul-betul nantinya bisa mengantarkan penyuluh yang hadir disini untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik sehingga mendukung tujuan pembangunan pertanian saat ini," jelas dia.
Kepala Dinas TPHPP Kabupaten Boven Digoel Nikolaus Saraun mendukung penuh dalam peningkatan SDM penyuluh pertanian.
Sebab, kata dia, maju mundurnya petani di lapangan kuncinya ada di penyuluh.
"Kami terus berupaya bagaimana selalu meningkatkan SDM Penyuluh pertanian," tambah dia.
“Rencana tahun depan kami akan mengirimkan kembali penyuluh angkatan selanjutnya untuk dilatih di BBPP Batangkaluku," katanya. (rhs/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti