Penyuluh Lampung Tetap Dampingi Petani Panen di Tengah Pandemi COVID-19

Kamis, 07 Mei 2020 – 18:41 WIB
Penyuluh pertanian saat mendampingi petani panen menggunakan alsintan. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, LAMPUNG - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo berulang kali menegaskan bahwa sebagai pertanian sebagai sektor penyokong dalam penanggulangan pandemi COVID-19.

“Ada 267 juta penduduk Indonesia yang harus terpenuhi kebutuhan pangannya secara terus menerus, dan itu menjadi tanggung jawab kita," kata Mentan.

BACA JUGA: Guru Besar IPB Dukung Langkah Kementan Antisispasi Krisis Pangan

Ditambahkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nurysamsi, pertanian sedang bertransformasi dari pertanian tradisional menuju pertanian modern dan era industri 4.0, dimana salah satunya ciri dengan penggunaan alat dan mesin pertanian.

“Pemanfaatan dan pengoperasionalan alsintan dalam panen padi saat ini adalah hal yang mutlak," tegas Dedi.

BACA JUGA: Demi Menjaga Stabilisasi Sektor Pangan, Andi Akmal Minta Pemerintah Revisi Anggaran Kementan dan KKP

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia saat ini, tidak menyurutkan perjuangan petani dalam menyediakan pangan untuk rakyat Indonesia. Tidak terkecuali di Kecamatan Banjit, Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung yang petaninya turut membantu penyediaan pangan dengan melakukan panen padi

Panen dilakukan petani dengan menggunakan alat mesin pertanian combine harvester yang dikelola oleh Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) Simpang Asam Senandung Karya II.
Abdul Muin, Ketua UPJA, mengatakan bahwa hari ini kami sedang panen di Kampung Simpang Asam dengan luas sawah 50 ha, dengan produktivitas 8 ton/ha dalam bentuk gabah kering panen.

BACA JUGA: Kementan: Produksi Pangan Indonesia Terkendali

“Meskipun di tengah pandemi covid 19, kami sangat senang jika dapat membantu petani, kami mendorong petani agar senantiasa memanfaatkan ketersediaan alsintan yang telah dibantu oleh pemerintah, karena banyak manfaatnya, selain cepat juga dapat mengurangi kehilangan hasil panen atau losses,” ujarnya.

Penyuluh pertanian pendamping di wilayah Kostratani Kecamatan Banjit, Miswarajayadi menambahkan bahwa dengan combine harvester panen padi bisa dilakukan dengan waktu yang singkat dan tenaga panen pun hanya 2 orang saja.

“Untuk biaya panen dengan combine harvester dapat menghemat biaya sekitar 50% dibandingkan panen menggunakan tenaga manusia secara manual," ujar Miswarajayadi

“Penggunaan mesin combine harvester selain mempercepat proses panen, menghemat biaya dan tenaga, juga sebagai upaya dalam menangkal penyebaran covid 19 karena penggunaan mesin panen combine harvester meminimalisir interaksi dengan banyak orang," tutur Miswarajayadi

Kadis Pertanian Way Kanan,Maulana, yang hadir saat panen raya tersebut mengungkapkan bahwa sinergi petani dan penyuluh serta UPJA di Kecamatan Banjit merupakan sebuah contoh keberhasilan dari kekompakan pelaku di sektor pertanian dalam upaya memenuhi ketersediaan pangan di saat pandemi covid 19.

“Selanjutnya kami meminta agar seluruh penyuluh pertanian di Kabupaten Way Kanan untuk terus mengawal kegiatan panen khususnya dengan pemanfaatan alsintan yang telah diberikan oleh pemerintah. Meskipun di tengah pandemi Covid-19, kegiatan panen harus terus dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah,” tegas Maulana. (ikl/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler