Penyumbang Konsumsi Tertinggi Rumah Tangga di Batam Ternyata Sewa Rumah

Sabtu, 22 Juli 2017 – 11:40 WIB
Kota Batam. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, BATAM - Badan Pusat Statistik (BPS) Kepulauan Riau baru saja merilis survei terkait pengeluaran konsumsi masyarakat Batam dalam satu tahun terakhir ini.

Hasilnya cukup mengejutkan. Penyumbang tertinggi pengeluaran konsumsi rumah tangga di kota berbentuk Kalajengking ini adalah sewa rumah dan angkutan udara.

BACA JUGA: Sori, BP Tak Beri Bantuan Hukum Bagi Oknum Ditpam Pemeras Pengusaha

"Bobotnya sewa rumah 7,3 persen dari total pengeluaran rumah tangga. Sementara untuk angkutan udara sebesar 4,6 persen," ujar Kepala BPS Kepri, Panusunan Siregar seperti dilansir Batam Pos (Jawa Pos Group) hari ini.

Menurut Panusunan, bila diurutkan, pengeluaran tertinggi rumah tangga selanjutnya adalah bensin, nasi dengan lauk, angkutan dalam kota, tarif pulsa ponsel, dan rokok kretek filter.

BACA JUGA: Lima PMA Hengkang dari Batam, Ribuan Karyawan Dirumahkan

Kemudian, tukang bukan mandor, mobil, daging ayam ras, upah pembantu, kontrak rumah, biaya sekolah dasar, tarif air minum ATB, rokok putih, emas perhiasan, rokok kretek dan mie.

"Dan yang mengejutkan di beberapa wilayah pesisir ternyata rokok kretek filter lebih besar konsumsinya dibanding biaya sekolah dasar," tutur Panusunan.

BACA JUGA: Berminat Jadi Guru Bahasa Inggris? Ini Ada Lowongan

Ditambahkan dia, urutan 20 besar penyumbang tertinggi pengeluaran konsumsi rumah tangga ini merupakan survey BPS 2012-2017.

Secara absolut (nilai) kata dia, kondisi ini sudah pasti berbeda jauh dengan sekarang. Namun secara rekatif (persentase) tidak akan jauh berbeda.

Panusunan sendiri mengakui, survei pengeluaran konsumsi kota dan biaya hidup kota berlaku selama lima tahun.

"Karena tahun ini jadwalnya adalah mengupdate angka 2012. Tapi karena kita melaksanakan sensus ekonomi lanjutan. Maka minta undur sampai tahun 2018," jelasnya.

Sebelumnya, biaya hidup di Batam termasuk salah satu paling tinggi di Indonesia. Batam menepati urutan kelima, dimana satu keluarga, membutuhkan uang Rp6,3 juta per bulannya.

Sebagai daerah kepulauan, semua bahan logistik dibawa melalui jalur laut ke Batam. Hal ini tentu saja mempengaruhi pada harga yang dibayarkan masyarakat. Selain itu, hampir 95 persen kebutuhan masyarakat Batam didatangkan dari luar daerah dan Batam bukanlah daerah penghasil.

"Prediksi kita masih kategori tinggi. Itu makanya uang minimum kota (UMK) di Batam termasuk tinggi. Karena disesuaikan dengan biaya hidup yang juga tergolong tinggi," pungkasnya. (rng)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapal Pengangkut Satu Ton Sabu Itu akan Dipotong-potong


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Batam   BPS   sewa rumah  

Terpopuler