Perajin Mogok Produksi selama 3 Hari, Tempe dan Tahu Bakal Langka

Senin, 21 Februari 2022 – 12:38 WIB
Para perajin tempe dan tahu minta pemerintah stabilkan harga kedelai. Foto: Paguyuban Dadi Rukun

jpnn.com, JAKARTA - Para perajin tempe dan tahu minta pemerintah turun tangan mengendalikan harga kacang kedelai impor.

Pasalnya, kenaikan harga kedelai impor membuat para perajin tempe dan tahu menjerit, bahkan terancam gulung tikar.

BACA JUGA: Jangan Kaget Kalau Tahu dan Tempe Langka Beberapa Hari ke Depan

"Pemerintah tak bisa lagi tutup mata dengan nasib perajin tempe tahu. Mereka juga mendesak importir dan distributor kedelai impor tak seenaknya menaikkan harga," ujar Ketua Umum Paguyuban Dadi Rukun, Rasjani pada aksi yang digelar di Depok, Senin (21/2).

Rasjani menyampaikan seluruh perajin tempe tahu di seluruh Indonesia, yang tergabung dalam Payuban Dadi Rukun mogok produksi selama tiga hari.

BACA JUGA: Perajin Tahu Tempe Mogok Produksi Hari Ini, Tuntut 3 Hal Penting

Hak itu sebagai simbol protes terkait harga kedelai.

Selain itu, mogok produksi para perajin tempe di wilayah Depok dan sekitarnya ini juga menggelar aksi unjuk rasa dalam bentuk aksi teatrikal.

BACA JUGA: Efek Harga Kedelai Mencekik, Perajin Tempe Tahu Mogok Jualan, Sabar Ya Bun!

“Mogok produksi kami lakukan karena para perajin tahu dan tempe sudah tidak bisa jualan, harga bahan baku naik tajam,” ungkap Rasjani.

Pada aksi mogok kerja tersebut, para perajin tempe menumpuk drum dan kerei di lapangan dekat sentra produksi tempe di wilayah Depok.

“Kami sengaja menumpuk drum dan kerei di lapangan sebagai bentuk protes atas kenaikan harga kedelai yang membuat kami tidak bisa produksi,” jelas Rasjani. 

Aksi unjuk rasa ini diikuti oleh sekitar seratus perajin tempe dari berbagai wilayah di Depok dan sekitarnya, bahkan mereka menumpuk peralatan produksi dan membentangkan berbagai spanduk berisi protes atas kenaikan harga kedelai.

Di samping itu, berdasarkan data terakhir dari Kementerian Perdagangan, harga kedelai impor di Jakarta mencapai Rp 14 ribu per kilogram, sedangkan lokal mencapai Rp 13 ribu per kilogram.

Salah satu warga, Umi Kulsum mengaku kesulitan mendapatkan tempe atau pun tahu hari ini.

Di salah satu pasar di bilangan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, tempe dan tahu sulit ditemukan.

"Enggak ada yang dagang tempe, tahu juga enggak ada, yang dagang juga enggak menjual," ujar Umi saat dikonfirmasi JPNN.com.

Terkait mogok produksi tempe, Umi berharap pemerintah segera mendengar aspirasi perajin tempe.

Hal itu karena tempe dan tahu adalah salah satu sumber protein yang sangat dibutuhkan masyarakat.

"Aduh kalau tidak ada tahu tempe, zaman susah begini. Apa-apa sudah mahal," ungkap Umi.(mcr28/mcr10/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Elvi Robia, Wenti Ayu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler