jpnn.com, JAKARTA - Perajin tahu dan tempe di Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat mengikuti aksi mogok produksi.
Aksi itu dipicu melambungnya harga kedelai impor sebagai bahan baku utama komoditas tahu dan tempe.
BACA JUGA: AKP Tambunan Pimpin Penggerebekan, Jangan Bergerak, Diam!
"Untuk wilayah Kampung Rawa, ikut (mogok) bersama karena bentuk protes kami kepada pemerintah supaya cepat ditangani. Permasalahannya apa? Ini, kok, kedelai bisa selalu naik terus," kata salah satu perajin tempe, Agus di Jakarta, Senin.
Pantauan di lokasi, kawasan sentra produksi tahu tempe di Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat itu praktis tak ada aktivitas produksi dan bahkan hal ini diperkirakan hingga Rabu (23/2) besok.
BACA JUGA: Efek Harga Kedelai Mencekik, Perajin Tempe Tahu Mogok Jualan, Sabar Ya Bun!
Agus kembali menegaskan bahwa aksi mogok itu dipicu oleh naiknya harga kedelai impor hingga Rp 12.000 per kilogram (kg) atau meningkat signifikan dibandingkan harga normal berkisar Rp 9.500 - Rp 10.000 per kg.
Senada dengan itu, perajin tahu tempe lainnya, Ahmad Abdullah mengaku aksi mogok produksi dilakukan karena sebagian besar konsumen sebelumnya keberatan karena harga tempe yang dijual menjadi dua kali lipat.
BACA JUGA: Pemuda Tewas Diduga Dibunuh, Ini Namanya, Siapa Kenal?
"Harga kacangnya melambung tinggi sehingga harga jualnya juga tinggi, jadi susah. Orang-orang pada kaget beli tempe Rp 5 ribu, sekarang Rp 8 ribu, terus Rp 10 ribu, terpaksa berhenti dululah," kata dia.
Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jakarta Pusat Khairun meminta agar pemerintah dapat melakukan penugasan kepada Perum Bulog untuk kembali melakukan impor kedelai.
Khairun menjelaskan jika importasi dilakukan oleh perusahaan swasta, pemerintah harus mengatur batas harga atas guna menciptakan kepastian produksi.
"Sekarang Bulog tidak impor kedelai, jadi susah, swasta yang beli. Memang perdagangannya jadi bebas, tetapi kami sebagai perajin jadi terombang-ambing karena tidak ada (batas) harganya," kata Khairun. (antara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti