BOGOR-Tak dapat dipungkiri, Ciomas dikenal sebagai lumbung perajin sepatu dan sandal. Bahkan, usaha mereka menjadi salah satu andalan Kabupaten Bogor. Namun, kini usaha rumahan masyarakat Ciomas tersebut banyak yang gulung tikar karena banyaknya barang import. Camat Ciomas, Sutisna berjanji, akan bergerak cepat memperbaiki nasib para perajin sepatu yang banyak tersebar Desa Parakan, Kotabatu dan Ciomas.
“Kita sedang menginventarisisr, karena para perajin terus berkurang dan tersisa hanya sekitar 2.000 orang,” katanya.
Namun, mantan Camat Rancabungur ini mengaku, sudah menyiapkan desain untuk menghidupkan kembali usaha kerajinan sepatu Ciomas yaitu membuat outlet di Desa Kotabatu karena dianggap menjadi lalu lintas para wisatawan yang berlibur ke Tamansari. “Kalau berkembang dengan bagus akan seperti Tajur,” tegasnya.
Pengurus DPD KNPI Kabupaten Bogor, A Irawan menilai, pemkab gagal dalam mempertahankan salah satu ikon UKM Bogor. “Seharusnya, pemkab jangan hanya diam saja,” ujarnya kepada Radar Bogor (Grup JPNN).
Padahal, kata dia, dulu ada program dari bupati agar semua Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Bogor menggunakan sepatu hasil perajin Ciomas. “Upaya itu tak ada kelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Rachmat Yasin mengatakan, masih mengkaji kondisi jalan apabila akan membuka sentra penjualan produksi UKM di Ciomas. “Pertimbangannya jika showroom ada di sini, kemacetannya akan luar biasa, jangan mempersulit para pembeli,” ujarnya belum lama ini.
Untuk mengatasi masalah, RY berjanji segera membangun sentra penjualan produksi UKM Kabupaten Bogor di wilayah Sentul karena mudah diakses dari berbagai daerah terutama pembeli dari Jakarta.
Tak hanya itu, kata dia, kesejahteraan para pengrajin sepatu Ciomas akan menjadi prioritas. Terlebih, saat ini banyak perajin yang terjebak pemilik modal sehingga hanya dibayar murah.
Ia mengaku, akan merumuskan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) untuk meningkatkan kesejahteraan pengrajin.(luc)
“Kita sedang menginventarisisr, karena para perajin terus berkurang dan tersisa hanya sekitar 2.000 orang,” katanya.
Namun, mantan Camat Rancabungur ini mengaku, sudah menyiapkan desain untuk menghidupkan kembali usaha kerajinan sepatu Ciomas yaitu membuat outlet di Desa Kotabatu karena dianggap menjadi lalu lintas para wisatawan yang berlibur ke Tamansari. “Kalau berkembang dengan bagus akan seperti Tajur,” tegasnya.
Pengurus DPD KNPI Kabupaten Bogor, A Irawan menilai, pemkab gagal dalam mempertahankan salah satu ikon UKM Bogor. “Seharusnya, pemkab jangan hanya diam saja,” ujarnya kepada Radar Bogor (Grup JPNN).
Padahal, kata dia, dulu ada program dari bupati agar semua Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Bogor menggunakan sepatu hasil perajin Ciomas. “Upaya itu tak ada kelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Rachmat Yasin mengatakan, masih mengkaji kondisi jalan apabila akan membuka sentra penjualan produksi UKM di Ciomas. “Pertimbangannya jika showroom ada di sini, kemacetannya akan luar biasa, jangan mempersulit para pembeli,” ujarnya belum lama ini.
Untuk mengatasi masalah, RY berjanji segera membangun sentra penjualan produksi UKM Kabupaten Bogor di wilayah Sentul karena mudah diakses dari berbagai daerah terutama pembeli dari Jakarta.
Tak hanya itu, kata dia, kesejahteraan para pengrajin sepatu Ciomas akan menjadi prioritas. Terlebih, saat ini banyak perajin yang terjebak pemilik modal sehingga hanya dibayar murah.
Ia mengaku, akan merumuskan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) untuk meningkatkan kesejahteraan pengrajin.(luc)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasar dan 29 Rumah Porak-poranda Disapu Puting Beliung
Redaktur : Tim Redaksi