BACA JUGA: Hujan Bom di Gaza
Huntington menghabiskan 58 tahun hidupnya mengabdi di Harvard
BACA JUGA: Presiden Pukul Perdana Menteri
Buku tersebut hingga kini tak putus menjadi perdebatanBACA JUGA: Dandan Sinterklas, Pria AS Bantai Delapan Orang
Buku itu sendiri adalah lanjutan pemikiran dalam artikelnya yang dimuat di majalah internasional terkemuka, Foreign Affairs, pada 1993Dalam artikel itu dia mengatakan, konflik yang terjadi di dunia tak lain adalah konflik antar peradaban, bukan ideologiPersaingan agama-agama di dunia, seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Konghucu, tak akan bisa dihindari
Meski banyak dikritik, terutama oleh mendiang ilmuwan berdarah Palestina Edward Said, gagasan Huntington kian banyak digunjing pasca serangan 11 September 2001“Orang-orang diseluruh dunia mempelajari dan mendebat gagasan-gagasannya,’’ kata Henry Rosovsky, seorang profesor emiritus dari Harvard, kepada Reuters“Saya yakin dialah satu-satunya ilmuwan politik paling berpengaruh di dunia dalam rentang 50 tahun ini.”
Samuel Phillips Huntington lahir pada 1927 di New YorkDia lulus dari Universitas Yale saat baru berusia 18 tahun, yakni pada 1946Pernah ikut wajib militer di usia muda, pada 1951 dia meraih titel doktor dari HarvardDia memulai karir mengajarnya pada usia relatif muda, 23 tahun.
Huntington yang telah menghasilkan setidaknya 17 buku itu pernah ditunjuk Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter sebagai Koordinator Rencana Keamanan untuk Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih pada 1977-1978. (ape/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nobelis Anti-Amerika Meninggal Dunia
Redaktur : Tim Redaksi