jpnn.com - JPNN.com JAKARTA - Angela Gilsha kini tengah menikmati dunia peran. Meski terbilang baru, namun dia sudah menunjukkan potensinya sebagai artis muda.
Angela sudah banyak mendapatkan peran yang menantang.
BACA JUGA: Anggita Sari Direhabilitasi, Proses Hukum Tetap Jalan
Tidak hanya berperan sebagai gadis remaja metropolitan, ia juga pernah menjadi gadis desa dan juga putri duyung.
Bahkan, Angela pernah menjadi pocong, serta gelandangan atau pengemis.
BACA JUGA: Kerap Di-bully, Aurel: Aku tuh Memang Merawat Diri
“Awal merintis karier, langsung jadi putri duyung. Itu pakai kostumnya aja sulit banget. Termasuk saat harus adegan di air, dengan posisi kaki dilipat oleh celana yang bawahnya berbentuk buntut ikan," kata gadis kelahiran Denpasar, 2 Juli 1994 itu ini kepada Tabloid Nyata (Jawa Pos Group).
Di sinetron terbarunya Anugerah Cinta, ia mendapatkan dua karakter sebagai Kinta gadis normal dan juga Popy gadis culun.
BACA JUGA: Hidung Mancung Widy Vierratale dan Pose Seksi Menantang
Menurut kekasih Giorgino Abraham ini, peran Popy itu baru saja didapatkannya, seiring dengan pengembangan cerita dari sinetron tersebut.
Dia dipercaya mampu untuk memerankan tokoh Popy, yang kadang membuat sebal lawan main dan juga penontonnya.
“Waktu diberitahu akan ada dua karakter yang aku perankan, justru aku senang banget. Nggak ngerasa kebebanin, dan banyak mendapatkan arahan dari sutradara, khususnya di saat break," katanya.
Angela melanjutkan, "Karena karakter Popy gadis culun ini ingin dipermanenkan, jika memang sukses dan bisa memberikan pengaruh besar dalam ceritanya, dan itu benar-benar tugas berat ya,”.
Meski demikian, pemilik nama lengkap Angela Gilsha Panari ini mengaku, setiap peran yang menantang menambah motivasi tersendiri kepada dirinya. Ia merasa, seni perannya semakin berwarna dan semakin membuatnya banyak belajar.
“Enjoy dan selalu happy dengan peran-peran yang berbeda dari umumnya. Semakin sulit peran, aku semakin menikmati,” singkat Angela.
(JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaya Berani Mariah Carey ke Pasar Menuai Kecaman
Redaktur : Tim Redaksi