jpnn.com - Pemilu 2024 merupakan momentum krusial bagi kemajuan demokrasi di Indonesia, dan peran mahasiswa dalam proses ini sangat penting.
Mahasiswa memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan yang memainkan peran kunci dalam menentukan arah politik dan pembangunan negara.
BACA JUGA: Ribuan Mahasiswa Sumut Gelar Mimbar Demokrasi, Ini Kata Mereka soal Dinasti Jokowi
Sementara itu, Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI (Partai Solidaritas Indonesia) yang sekaligus merepresentasikan kepemimpinan anak muda memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan kebebasan berpendapat mahasiswa tetap terjaga dalam proses politik ini.
Mahasiswa memiliki kapasitas untuk membentuk opini publik, memperjuangkan isu-isu penting, dan memainkan peran sebagai pengawas demokrasi.
BACA JUGA: Ratusan Aktivis dan Mahasiswa Jateng Dukung Prabowo-Gibran
Mereka seringkali menjadi suara kritis yang menuntut transparansi, akuntabilitas, dan keadilan dalam tata kelola pemerintahan.
Oleh karena itu, peran mahasiswa dalam Pemilu 2024 dapat dilihat dari beberapa aspek yang mencakup partisipasi, edukasi politik, dan advokasi untuk kebebasan berpendapat.
BACA JUGA: Mahasiswa Milenial Apresiasi Perhatian Besar Jokowi Pada Papua
Pertama, partisipasi aktif mahasiswa dalam proses pemilu penting untuk menghasilkan pemimpin yang mewakili aspirasi dan kebutuhan masyarakat.
Melalui kampanye, aksi sosial, dan pendidikan pemilih, mahasiswa dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses demokratisasi.
Mereka bisa menjadi agen perubahan yang memotivasi pemilih muda dan meningkatkan tingkat partisipasi pemilih secara umum.
Selanjutnya, edukasi politik menjadi aspek kritis yang harus ditekankan oleh mahasiswa. Mereka dapat membantu mengurai isu-isu kompleks dan memfasilitasi diskusi terbuka tentang kebijakan publik.
Dengan memastikan pemahaman yang baik tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, mahasiswa dapat mengurangi ketidaktahuan politik yang seringkali menjadi penghambat partisipasi yang efektif.
Keberadaan mahasiswa sebagai mediator informasi politik dapat membantu masyarakat dalam membuat keputusan yang cerdas dan terinformasi.
Namun, untuk memastikan bahwa mahasiswa dapat menjalankan peran mereka secara efektif, penting bagi Kaesang sebagai Ketua Umum PSI untuk menjaga kebebasan berpendapat mahasiswa.
Baru-baru ini, Kaesang Pangarep selaku Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat, Partai Solidaritas Indonesia (DPP PSI) mengadakan pertemuan dengan aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Sorong, Papua Barat untuk membahas banyak hal.
Namun, yang menjadi persoalannya adalah terdapat beberapa tantangan dan langkah yang perlu diambil oleh Kaesang dan PSI dalam konteks ini cukup beragam dan kompleks
Mendukung Kebebasan Berpendapat
Kebebasan berekspresi atau berekspresi mahasiswa dalam Pemilu 2024 merupakan hal sangat penting dalam memperkuat demokrasi dan membentuk arah politik negara.
Mahasiswa, sebagai agen perubahan, membawa perspektif segar, ide inovatif, dan kritik konstruktif yang dapat membentuk kebijakan publik.
Kebebasan berekspresi memungkinkan mereka untuk menyuarakan pandangan, aspirasi, dan keprihatinan tanpa hambatan, menciptakan lingkungan diskusi yang sehat.
Melalui eksplorasi ide dan pemikiran kritis, mahasiswa dapat mengedukasi masyarakat tentang isu-isu kunci, membantu pemilih membuat keputusan informasional, dan meningkatkan partisipasi pemilih muda.
Kebebasan berekspresi juga menjadi landasan bagi mahasiswa untuk terlibat dalam kampanye, mengorganisir acara politik, dan mengadvokasi perubahan yang diinginkan.
Kaesang sebagai ketua umum PSI perlu memastikan bahwa partainya mendukung sepenuhnya kebebasan berekspresi mahasiswa.
Mengampanyekan transparansi, mendengarkan aspirasi mahasiswa, dan menciptakan ruang bagi dialog terbuka adalah langkah-langkah kunci.
Dengan memahami dan menghargai peran vital kebebasan berekspresi mahasiswa, PSI dapat memperkuat basis dukungan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemajuan demokrasi Indonesia.
PSI sebagai partai politik harus mendukung penuh kebebasan berpendapat mahasiswa. Ini melibatkan mendukung hak untuk menyampaikan pendapat, berorganisasi, dan berpartisipasi dalam kegiatan politik tanpa takut akan represi atau pembatasan.
Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah, Kaesang harus memastikan bahwa suara mahasiswa diakomodasi dalam kebijakan dan platform PSI.
Ini dapat dicapai melalui dialog terbuka, pertemuan, dan partisipasi mahasiswa dalam pembuatan keputusan partai. Representasi yang kuat akan memastikan bahwa kebutuhan dan aspirasi mahasiswa tercermin dalam visi dan misi PSI.
Pada sisi yang lain, tantangan seperti intimidasi, sensor, atau pembatasan kebebasan berpendapat seringkali harus ditanggung oleh mahasiswa yang kritis.
Atas dasar itu, Kaesang punya tanggung jawab untuk menanggulangi secara tegas tindakan-tindakan semacam itu.
Kaesang dan PSI perlu bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang peduli terhadap hak asasi manusia untuk memastikan bahwa kebebasan berpendapat dijaga dan dilindungi.
Mahasiswa harus dilibatkan secara aktif dalam proses pembuatan kebijakan di negara ini. Kaesang dapat menyelenggarakan forum dan konsultasi dengan mahasiswa untuk mendengarkan aspirasi mereka dan memastikan bahwa kebijakan di negara ini mencerminkan kebutuhan dan harapan generasi muda.
Selain itu, Kaesang dan PSI turut perlu menjalankan kampanye yang tidak hanya bersifat politis tetapi juga edukatif. Mereka dapat memanfaatkan kampanye untuk mengedukasi masyarakat, termasuk mahasiswa, tentang isu-isu politik dan kebijakan yang penting.
Atas dasar itu, Kaesang juga perlu memanfaatkan platform media sosial dan kehadirannya di dunia maya untuk mendukung kampanye dan aksi yang bertujuan untuk melestarikan kebebasan berekspresi dari mahasiswa.
Dengan demikian, dia dapat menjadi sosok yang menginspirasi dan membantu menciptakan lingkungan di mana mahasiswa merasa aman untuk menyuarakan pendapat mereka tanpa rasa takut.
Penulis adalah seorang mahasiswi yang juga pegiat isu-isu sosial dan kajian demokrasi
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif