JERUSALEM - Krisis Syria berpeluang menjalar lebih luas. Setelah memicu pertikaian senjata di Lebanon, perang saudara di Syria mulai merembet ke Israel.
Kemarin (24/3) Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku telah menghancurkan sebuah sarang senapan mesin (tempat persembunyian pasukan bersenjata senapan mesin) milik Syria di Dataran Tinggi Golan, perbatasan dua negara. Militer Israel melancarkan serangan itu sebagai reaksi atas kontak senjata antara pasukan loyalis Presiden Bashar al-Assad dan oposisi Syria di perbatasan dua negara yang merugikan patroli IDF.
"Militer kami menyerang dan menghancurkan sarang senapan mesin Syria yang dalam waktu 24 jam terakhir telah dua kali melepaskan tembakan ke arah patroli Israel yang menjaga perbatasan," ujar Ofir Gendelman, jubir IDF melalui akun Twitter. Sayangnya, tidak disebutkan apakah sarang senapan mesin itu milik pasukan Assad atau oposisi.
Melalui jubirnya, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menilai tembakan dari sarang senapan mesin itu sebagai salah satu bentuk serangan serius. Sebelumnya, selongsong peluru dan proyektil akibat pertempuran dua kubu di Syria itu telah menghujani kawasan Golan selama beberapa waktu. Beberapa kali IDF melepaskan tembakan balasan.
Namun, kali ini pemerintahan Netanyahu merasa perlu bertindak lebih tegas. Sabtu malam (23/3), pertempuran di perbatasan Israel-Syria membuat sebuah kendaraan militer negara Yahudi itu rusak.
"Kendaraan militer tertembak dan pelurunya berasal dari Golan yang sedang menjadi medan tempur pasukan Syria (dan oposisi)," terang Letkol Peter Lerner, jubir lain IDF.
Dia yakin peluru yang berasal dari Golan itu bukanlah peluru nyasar. "Berdasar evaluasi, itu bukan peluru yang tidak sengaja melayang ke arah kendaraan militer kami," tegasnya. Apalagi, insiden serangan itu berulang kemarin. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam dua insiden yang terjadi Sabtu malam maupun kemarin.
"Setelah serangan kedua yang kembali mengarah pada serdadu kami, militer pun langsung melakukan tindakan," lanjut Lerner. Dengan seizin Netanyahu, militer Israel pun melepaskan tembakan ke perbatasan. Aksi balasan tersebut menghancurkan senapan mesin yang dipasang permanen di Golan.
Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon menyesalkan insiden di perbatasan dua negara. "Kami tidak mau lagi melihat militer Syria atau elemen lain (di Syria) melanggar kedaulatan Israel dengan menyerang atau melepaskan tembakan ke wilayah kami," katanya. Dia menambahkan IDF tidak akan segan melancarkan serangan mematikan.
Terpisah, pejabat senior Kementerian Pertahanan Israel Amos Gilad mengatakan bahwa pelanggaran kali ini cukup serius. Setelah beberapa waktu menjadikan Golan sebagai medan tempur, tutur dia, pasukan Assad dan oposisi Syria tidak seharusnya menarget patroli Israel.
Sementara itu, pertempuran antara dua kubu yang bertikai di Syria kian sengit. Kemarin, bersamaan dengan serangan balasan Israel di Golan, oposisi Syria berhasil menguasai kawasan perbatasan. "Pejuang Front Al-Nusra, Brigade Al-Yarmuk, Brigade Al-Mutaz Billah, dan beberapa lainnya mengambil alih kendali pos militer dari tangan pasukan pemerintah," lapor Syrian Observatory for Human Rights (SOHR).
Pos militer yang jatuh ke tangan oposisi itu terletak di sisi timur Kota Sahem al-Golan yang hanya berjarak sekitar 25 kilometer dari Golan. Tak hanya berbatasan dengan Israel, kawasan tersebut juga memisahkan Syria dengan Jordania.
Sebelumnya, oposisi sempat menguasai wilayah perbatasan Jordania. Sebab, Jordania dilaporkan mengizinkan oposisi beroperasi di wilayahnya.
Beberapa waktu lalu, sekitar 2.500 pejuang yang terlatih dan mahir mengoperasikan senjata masuk ke wilayah oposisi dari Jordania. Konon, mereka berasal dari Kroasia dan sukses menembus Jordania berkat bantuan Arab Saudi. Selain itu, beberapa aktivis asal Amerika Serikat (AS) juga berada di kantong-kantong oposisi untuk memberikan latihan tempur.
Sehari sebelumnya, oposisi juga merebut pangkalan udara utama di Provinsi Daraa, selatan Syria, setelah pertempuran sengit dengan tentara Assad. Menurut SOHR, pejuang Front Al-Nusra, Brigade Al-Yarmuk, dan kelompok oposisi lain berhasil menguasai pangkalan udara Base 38 di Kota Saida, Provinsi Daraa, Sabtu.
Pangkalan itu berada di tepi jalan yang menghubungkan Damaskus dengan Amman, ibu kota Jordania. "Pangkalan itu dikuasai setelah pertempuran selama 16 hari," ujar SOHR.
Sedikitnya, tujuh pejuang oposisi tewas dalam serangan terakhir Sabtu lalu. SOHR juga mencatat delapan tentara Assad, termasuk seorang perwira, tewas. "Lusinan tahanan berhasil dibebaskan dari pangkalan itu," lanjut SOHR. (AP/AFP/RTR/hep/dwi)
Kemarin (24/3) Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku telah menghancurkan sebuah sarang senapan mesin (tempat persembunyian pasukan bersenjata senapan mesin) milik Syria di Dataran Tinggi Golan, perbatasan dua negara. Militer Israel melancarkan serangan itu sebagai reaksi atas kontak senjata antara pasukan loyalis Presiden Bashar al-Assad dan oposisi Syria di perbatasan dua negara yang merugikan patroli IDF.
"Militer kami menyerang dan menghancurkan sarang senapan mesin Syria yang dalam waktu 24 jam terakhir telah dua kali melepaskan tembakan ke arah patroli Israel yang menjaga perbatasan," ujar Ofir Gendelman, jubir IDF melalui akun Twitter. Sayangnya, tidak disebutkan apakah sarang senapan mesin itu milik pasukan Assad atau oposisi.
Melalui jubirnya, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menilai tembakan dari sarang senapan mesin itu sebagai salah satu bentuk serangan serius. Sebelumnya, selongsong peluru dan proyektil akibat pertempuran dua kubu di Syria itu telah menghujani kawasan Golan selama beberapa waktu. Beberapa kali IDF melepaskan tembakan balasan.
Namun, kali ini pemerintahan Netanyahu merasa perlu bertindak lebih tegas. Sabtu malam (23/3), pertempuran di perbatasan Israel-Syria membuat sebuah kendaraan militer negara Yahudi itu rusak.
"Kendaraan militer tertembak dan pelurunya berasal dari Golan yang sedang menjadi medan tempur pasukan Syria (dan oposisi)," terang Letkol Peter Lerner, jubir lain IDF.
Dia yakin peluru yang berasal dari Golan itu bukanlah peluru nyasar. "Berdasar evaluasi, itu bukan peluru yang tidak sengaja melayang ke arah kendaraan militer kami," tegasnya. Apalagi, insiden serangan itu berulang kemarin. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam dua insiden yang terjadi Sabtu malam maupun kemarin.
"Setelah serangan kedua yang kembali mengarah pada serdadu kami, militer pun langsung melakukan tindakan," lanjut Lerner. Dengan seizin Netanyahu, militer Israel pun melepaskan tembakan ke perbatasan. Aksi balasan tersebut menghancurkan senapan mesin yang dipasang permanen di Golan.
Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon menyesalkan insiden di perbatasan dua negara. "Kami tidak mau lagi melihat militer Syria atau elemen lain (di Syria) melanggar kedaulatan Israel dengan menyerang atau melepaskan tembakan ke wilayah kami," katanya. Dia menambahkan IDF tidak akan segan melancarkan serangan mematikan.
Terpisah, pejabat senior Kementerian Pertahanan Israel Amos Gilad mengatakan bahwa pelanggaran kali ini cukup serius. Setelah beberapa waktu menjadikan Golan sebagai medan tempur, tutur dia, pasukan Assad dan oposisi Syria tidak seharusnya menarget patroli Israel.
Sementara itu, pertempuran antara dua kubu yang bertikai di Syria kian sengit. Kemarin, bersamaan dengan serangan balasan Israel di Golan, oposisi Syria berhasil menguasai kawasan perbatasan. "Pejuang Front Al-Nusra, Brigade Al-Yarmuk, Brigade Al-Mutaz Billah, dan beberapa lainnya mengambil alih kendali pos militer dari tangan pasukan pemerintah," lapor Syrian Observatory for Human Rights (SOHR).
Pos militer yang jatuh ke tangan oposisi itu terletak di sisi timur Kota Sahem al-Golan yang hanya berjarak sekitar 25 kilometer dari Golan. Tak hanya berbatasan dengan Israel, kawasan tersebut juga memisahkan Syria dengan Jordania.
Sebelumnya, oposisi sempat menguasai wilayah perbatasan Jordania. Sebab, Jordania dilaporkan mengizinkan oposisi beroperasi di wilayahnya.
Beberapa waktu lalu, sekitar 2.500 pejuang yang terlatih dan mahir mengoperasikan senjata masuk ke wilayah oposisi dari Jordania. Konon, mereka berasal dari Kroasia dan sukses menembus Jordania berkat bantuan Arab Saudi. Selain itu, beberapa aktivis asal Amerika Serikat (AS) juga berada di kantong-kantong oposisi untuk memberikan latihan tempur.
Sehari sebelumnya, oposisi juga merebut pangkalan udara utama di Provinsi Daraa, selatan Syria, setelah pertempuran sengit dengan tentara Assad. Menurut SOHR, pejuang Front Al-Nusra, Brigade Al-Yarmuk, dan kelompok oposisi lain berhasil menguasai pangkalan udara Base 38 di Kota Saida, Provinsi Daraa, Sabtu.
Pangkalan itu berada di tepi jalan yang menghubungkan Damaskus dengan Amman, ibu kota Jordania. "Pangkalan itu dikuasai setelah pertempuran selama 16 hari," ujar SOHR.
Sedikitnya, tujuh pejuang oposisi tewas dalam serangan terakhir Sabtu lalu. SOHR juga mencatat delapan tentara Assad, termasuk seorang perwira, tewas. "Lusinan tahanan berhasil dibebaskan dari pangkalan itu," lanjut SOHR. (AP/AFP/RTR/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiongkok Pasar Terbesar Tiket Film
Redaktur : Tim Redaksi