TIMIKA - Konflik horizontal antara dua kelompok warga di Kampung Kwamki Lama, Kelurahan Harapan, Distrik (Kecamatan) Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Papua, Kamis (7/1) pagi berhasil dihentikan aparat keamananLangkah ini guna mencegah konflik berlanjut antara kelompok warga Mambruk II dengan kelompok warga komplek Tunikama yang terlibat perang sejak Senin (4/1) sore.
“Kami tidak melakukan penyisiran, tapi kami sekap daerah yang biasa mereka (pakai) perang itu, sehingga tidak ada lagi dari kedua kubu yang saling serang
BACA JUGA: Lagi, 2 Bendaharawan Tomohon Diselidik KPK
Kemudian kita himbau dengan toa (pengeras suara) supaya semuanya dengar, jangan ada lagi peperangan,” kata Kapolres Mimika AKBP Moch Sagi melalui Wakapolres Mimika Kompol Jeremias Rontini, SIK kepada wartawan di Kios Panjang, Kwamki Lama, kemarin (7/1)Penghentian perang itu dilakukan polisi dengan cara melakukan penyekatan di Jalan Cenderawasih, Kwamki Lama, tepatnya di depan Kios Panjang
BACA JUGA: Unggas asal Kalsel Diblokir
Dengan cara ini kedua kelompok warga yang bertikai tidak bisa saling berhadapan untuk menyerangPenyekatan dilakukan polisi sekitar pukul 05.00 WIT menggunakan barikade kendaraan taktis Barracuda milik Brimob dan kendaraan perintis (Rantis)
BACA JUGA: Dilarang, Peternak Pilih Istirahat
Kendaraan taktis Barracuda ditempatkan di lokasi konflik, tepat di depan TK Penuai, bersebelahan dengan SD Inpres Kwamki ISelain itu dikerahkan dua kompi personil Polres Mimika dan Brimob Detasemen B Mimika dipimpin langsung Wakapolres Kompol Jeremias Rontini, SIK dan Komandan Detasemen (Kaden) B Brimob Papua, Kompol Yustanto M, SIKDua kompi pasukan tersebut terdiri dari satu kompi personil pengendali massa (Dalmas) Polres dan 1 kompi Brimob.
Kompol Jeremias Rontini mengatakan upaya menyekat warga agar tidak saling serang itu dilakukan melalui prosedur penegakan pengamananPolisi mengambil sikap tegas dengan tidak memberi kesempatan kepada kedua pihak berperang, kemudian menyikapinya dengan negosiasi secara persuasif guna menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif di Kwamki Lama.
Selanjutnya polisi meminta warga meletakkan alat perangIni merupakan langkah menuju penyelesaian damai bagi warga yang bertikai“Artinya, upaya damai tidak cuma dari polisi sajaSehingga kita berpikir konpherensif untuk menyelesaikan masalah ini,” kata WakapolresDisebutkan juga buntut konflik horizontal ini, terdata oleh polisi sebanyak 56 warga dari kedua kelompok mengalami luka-luka dan satu korban meninggal dunia“Siapa yang biayai perawatan rumah sakit,” kata Wakapolres.
Untuk itu, melalui negosiasi, polisi akan berusaha terus agar warga benar-benar berdamai“Tidak ada orang yang boleh lepas panah,” seru Wakapolres.
Sejak pagi hingga siang kemarin, tidak ada aksi penyerangan dari kedua belah pihakWarga bersiaga di lokasinya masing-masing dengan alat perang tradisional berupa busur dan panahAda juga yang duduk-duduk sembari menyanyi
Seorang warga yang diwawancarai Radar Timika mengatakan lagu yang mereka nyanyikan merupakan lagu turun-temuran yang sering dinyanyikan saat rehat perang“Lagu ini untuk bangkitkan semangat,” kata warga yang tak menyebut namanya ituSesuai pantauan Radar Timika pukul 12.00 WIT kemarin, polisi memasang tenda di depan gerejaTenda tersebut digunakan aparat untuk bersiaga guna mengantisipasi kemungkinan perang susulan.
Meskipun perang berhenti, namun kemarin para tukang ojek maupun taksi yang hendak melintas di lokasi tempat bentrok masih dilarangAlhasil para pengojek dan angkutan umum yang mengantar penumpang tidak dapat melanjutkan perjalanan ke lokasi dalam Kwamki Lama. Tokoh masyarakat Kwamki Lama, Yohanes Magay yang mendampingi Wakapolres Mimika kemarin mengatakan peperangan tidak menyelesaikan masalah, tapi menimbulkan masalahSehingga Yohanes berharap Pemda dan polisi menghentikan peperangan itu, sebab hanya mengorbankan saudara sendiri.
“Kalau (perang) terus berlanjut, bagaimana Kampung Harapan Kwamki Lama ini akan berkembang dan maju,” kata YohanesYohanes juga berharap pihak keamanan dan Pemda mengundang seluruh tokoh masyarakat bersama para kepala perang untuk duduk membicarakan penyelesaian masalah demi kenyamanan dan ketertiban di Kwamki Lama “Saya sudah tidak mau lagi ada perang-perangan karena akan saling membunuh saudara dan saudara,” tukas Yohanes(eng/ver/lrk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3.200 Ton CPO Tenggelam
Redaktur : Soetomo Samsu