Menurut Roman, polemik dua elit itu hanya menunjukkan bahwa antarlembaga negara tidak solid.
"Dalam teori, negara yaang lemah apabila soliditas diantara lembaga negara tak terbangun," kata Romanus dalam diskusi bertema Bela Negara, di Jakarta, Senin (12/11).
Pria asal Flores, NTT itu mengatakan, ketika antarelit lembaga negara terjadi konflik, itu hanya mencerminkan tidak adanya saling percaya di level elit. "Ini berbahaya, karena menggambarkan ego sektoral tak terkelola dengan baik. Namun memang hal itu tak terlepas dari leadership yang lemah," imbuh jebolan Fakultas Filsafat UGM itu.
Karenanua, menurut dia, konflik antar pimpinan lembaga negara tak boleh dibiarkan. Mestinya, persoalan bisa diselesaikan lewat dialog.
"Bila memang ada perbedaan antar lembaga negara mbok tak perlu saling provokasi di media. Selesaikan lewat dialog," kata Romanus yang juga Wakil Ketua Gerakan Bela Negara.
Dia menyebut, bangsa Indonesia tengah dijangkiti sindrom demokrasi Athena. " Dimana, masung-masing ribut, saling berkelahi, tak punya tanggung jawab besar," ujarnya.
"Kasus Mahfud versus Sudi, saling serang, sangat kontraproduktif. Padahal mengungkap kebenaran itu ada seninya. Tak perlu dengan perang terbuka," imbuhnya lagi.
Seperti diberitakan, Mahfud MD mencurigai pengaruh mafia narkoba telah masuk ke kalangan Istana, dibalik pemberian grasi ke Ola itu. Sudi balik menuduh Mahfud hanya cari popularitas. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seskab Dipo Alam Ungkap Lima Modus Kongkalikong
Redaktur : Tim Redaksi