BACA JUGA: Pegawai Kepercayaan David Beckham Berkhianat
Tidak hanya kesiapan teknis, kekuatan mental mereka juga tengah diadu.Sukses Kimi Raikkonen menjadi juara musim lalu menunjukkan bahwa faktor nonteknis bisa lebih berpengaruh dalam seri pemungkas seperti ini
BACA JUGA: Malaysia-Thailand Datang Awal
Dengan begitu, dia mampu membalikkan keadaan meski tertinggal 17 poin dengan dua seri tersisaYa, faktor mental akan lebih krusial di akhir musim ini karena tiga seri terakhir digelar dalam tempo hanya empat pekan
BACA JUGA: Jorge Lorenzo Buru Rookie of The Year
McLaren, Ferrari, dan BMW-Sauber yang masih berpeluang merebut gelar juara dunia praktis tidak bisa melakukan banyak pengembanganMobil yang diturunkan di Sirkuit Fuji Speedway, Jepang, pekan lalu akan kembali diturunkan di Sirkuit Shanghai, Tiongkok, akhir pekan iniKondisi serupa juga akan kembali dilakukan di Brazil dua pekan berikutnyaHamilton yang memimpin klasemen pembalap dengan keunggulan lima poin dari Felipe Massa (84-79) tentu saja memiliki peluang lebih besar untuk menjadi juaraAsalkan, pembalap asal Inggris itu bisa belajar dari kesalahan musim laluDia harus lebih tenang dan sabar dalam membalapJika tidak, Massa maupun Robert Kubica yang berada di peringkat ketiga dengan defisit 12 poin bisa saja mengulang sukses Kimi tahun lalu
Akan tingginya tekanan mental terhadap Hamilton, Massa, dan Kubica itu disampaikan pembalap Renault Fernando Alonso yang telah dua kali merasakan gelar juara (2005 dan 2006)Menurut pembalap asal Spanyol itu, dua pembalap teratas akan merasakan tekanan terberatMereka akan sangat khawatir melakukan kesalahanBahkan, perasaan takut itu bakal lebih besar daripada tekanan mereka untuk menjadi juara
''Mereka akan merasakan ketakutan yang luar biasaTakut membuat kesalahan dan mengalami masalah dengan mobil,'' tandas Alonso
Alonso lantas me-review nahas yang dialami Massa di GP Hungaria laluPada saat itu, kemenangan yang sudah berada di depan mata pembalap Brazil itu melayang karena mobilnya rusak pada lap terakhir''Itu bisa terjadi kepada siapa saja, termasuk Hamilton,'' papar mantan pembalap McLaren itu
Terlepas dari peringatan Alonso itu, Hamilton dan Massa memiliki catatan kurang konsisten musim iniAwal musim lalu Massa beberapa kali gagal finis karena melintir di tengah lombaSementara itu, Hamilton beberapa kali terlalu agresif sehingga menyebabkan dirinya kehilangan poinTermasuk di GP Jepang lalu.
Konidisi itu bisa diperburuk persaingan di antara mereka yang kelewat panasHamilton menuduh Massa sengaja menabraknya dalam GP Jepang laluNamun, sebaliknya, Massa juga mengecam Hamilton atas tragedi pada tikungan pertama.
Dalam kondisi seperti itu, Kubica, yang memiliki beban relatif rendah, bisa saja mengambil keuntunganJika melihat sukses Kimi musim lalu, peluang Kubica sejatinya cukup besar karena dia hanya tertinggal 12 poin
Setelah Kubica menekan timnya all-out untuk memaksimalkan peluang juara, BMW-Sauber langsung merespons''Kami melihat apa yang terjadi dalam lomba terakhir musim laluKami harus dalam posisi itu jika ada peluang,'' kata bos BMW Mario Theissen.
Sementara itu, Hamilton menyatakan bahwa gaya agresifnya dalam lomba tidak berarti dirinya sosok yang sombongDia pun tidak menegaskan akan tetap mempertahankan gayanya''Saya tidak pernah menyatakan lebih baik daripada yang lainSaya hanya melihat bahwa semua pesaing adalah yang terbaik dan saya harus mengalahkan merekaSeperti itulah seharusnya sikap pembalap,'' yakinnya(na/ang)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Spanyol Ketemu Lawan Berat
Redaktur : Tim Redaksi