jpnn.com, TANGERANG SELATAN - Presiden Joko Widodo menghadiri acara perayaan Imlek Nasional di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Kamis (30/1). Dalam kesempatan ini, pria yang akrab disapa Jokowi itu memuji warga keturunan Tionghoa yang turut mengharumkan nama bangsa dan juga Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang tak hadir dalam acara.
Presiden Jokowi membuka acara itu dengan menyapa marga-marga Tionghoa, yaitu tan, oi, gan, pang dan lim. "Dan marga-marga lainnya yang tidak bisa kami sebut satu per satu. Saya tahu marga di keturunan Tionghoa ini banyak sekali," kata Jokowi dalam sambutannya.
BACA JUGA: Perayaan Imlek Nasional 2019 Dihadiri Presiden Jokowi dan Bu Megawati
Presiden Jokowi juga memuji opera yang menampilkan keberagaman dan kebinekaan Indonesia. Namun yang lebih menarik Jokowi adalah penampakan putri Ahok, Nathania yang tampil dalam opera itu.
"Nia ini putrinya Pak Ahok dan Bu Vero. Mana, Nia? Oh, ya. Teman baik saya Pak Ahok. Tetapi saya tanya tadi enggak datang. Setelah jadi komisaris utama Pertamina, kok, tidak datang," kata Jokowi.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Jokowi Tak Pernah Hadiri Imlek Nasional Hingga Rahasia Megawati
Mantan gubernur DKI Jakarta ini juga memuji deretan atlet Indonesia keturunan Tionghoa yang mengharumkan nama bangsa. Sebut saja Susi Susanti, Jonatan 'Jojo' Christie, dan Lindswell Kwok.
Susi merupakan peraih medali emas pada Olimpiade 1992 di Barcelona untuk cabang olahraga bulutangkis. Jojo, yang merupakan junior Susi, meraih medali emas di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Begitu pun Lindswell di cabang olahraga wushu.
BACA JUGA: WNI Keturunan Tionghoa Rayakan Imlek Secara Sederhana di Australia
Presiden Jokowi lantas menanyakan bagaimana Susi bisa meraih juara itu. Susi mengatakan banyak kerja keras dan perjuangan dalam meraihnya.
"Saya berlatih mungkin bukan satu atau dua jam. Tetapi bisa sampai delapan sampai sembilan jam sehari," kata Susi.
Susi menambahkan, pagi latihan sejak pukul 06.00 sampai 10.00 WIB. Lalu siang pukul 14.00 sampai 16.00. Lalu sore sejak pukul 18.00 sampai 20.00.
"Jadi memang seperti minum obat, pak. Tiga kali sehari. Tetapi karena memang kesadaran dan keinginan saya dan juga tentu dukungan waktu itu Bapak Tri Sutrisno sebagai ketua umum PBSI kami," kata dia. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga