Perbaikan Jalan Stop H-7 Lebaran

Kamis, 26 Juli 2012 – 07:23 WIB

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) ngebut menyelesaikan berbagai perbaikan jalan sepanjang jalan pantai utara (Pantura) yang selama ini menjadi jalur utama mudik Lebaran. Supaya tidak mengganggu, pemerintah akan menghentikan segala proyek pengerjaan jalan pada H-7 lebaran. 

"Pantura merupakan urat nadi perekonomian, sehingga jalur ini tidak boleh rusak, harus ada pemeliharaan khusus dan rekonstruksi terus menerus. (Perbaikan) itu bukan karena ada  lebaran saja, tapi memang sudah dilakukan sejak Januari sampai Desember nanti," ujar Direktur Bina Pelaksanaan Wilayah II Direktorat Jenderal Bina Marga, Winarno di kantornya kemarin.

Perbaikan di Pantura, katanya, harus dimaklumi karena jalan ini merupakan jalur sangat padat dilalui sekitar 40 ribu kendaraan berbagai jenis perhari. Pasalnya hampir 90 persen rakyat Indonesia masih menggunakan angkutan darat dalam bepergian. "Jalan Pantura itu bebannya paling tinggi sehingga wajar kalau rusak, jadi harus terus diperbaiki," tukasnya.

Proyek pengerjaan jalan sepanjang jalur Pantura memang harus terus dilakukan seiring bertambahnya kendaraan pribadi dan niaga. Disisi lain itu menunjukkan bahwa perekonomian nasional semakin bagus."Tidak ada anggaran khusus di Pantura untuk menghadapi lebaran, tapi secara umum alokasi anggaran untuk perbaikan jalan Pantura tahun ini Rp 1,03 triliun," ungkapnya.

Terkait dengan Lebaran, dia memprediksi volume lalu lintas akan semakin meningkat mendekati hari H. Oleh karena itu, pihaknya akan menghentikan seluruh proyek pengerjaan jalan pada H-7 lebaran."Pekerjaan jalan yang sedang berlangsung akan kita hentikan sementara, agar tidak mengganggu lalu lintas. Setelah itu akan kita lanjutkan lagi pada H+ berapa kita lihat nanti," tegasnya.

Jalan Pantura sepanjang 1.100 kilometer menjadi jalur paling ramai dibanding jalan nasional lainnya yang total memiliki panjang 38.500 kilometer. Pada tahun ini PU telah melakukan penambahan lajur jalan dari Semarang hingga Kudus, dan dari Kudus hingga batas Jawa Timur,"Rata-rata lebar jalannya sekarang sudah hampir tujuh meter, jadi semakin nyaman," ungkapnya.

Dirjen Bina Marga, Djoko Murjanto mengungkapkan bahwa beberapa proyek jalan masih dilakukan saat ini,"Secara fungsional jalan itu sudah 95 persen siap untuk mudik lebaran. Tapi ini kan terus menerus. Setelah lebaran nantipun akan kembali dikerjakan, seperti di Ciregol sekarang itu pengerjaan aspal tahap pertama, nanti setelah lebaran aspal tahap kedua," katanya.

Mengenai alat-alat dan material yang digunakan untuk pengerjaan, Djoko mengatakan dalam menghadapi arus mudik dan balik nanti akan disingkirkan dan dibersihkan, sehingga pemakai jalan bisa lewat dengan lancar dan tidak terganggu."Perbaikan jalan yang dilaksanakan" merupakan program reguler yang dilakukan setiap tahun, yaitu untuk meningkatkan pelayanan dan fungsi jalan," tegasnya.

Oleh karena itu, Kementerian PU mengaku secara khusus tidak mempersiapkan jalur mudik lebaran. Sebab proyek yang dikerjakan itu sebenarnya sudah tercantum dalam Rencana Strategis Bina Marga 2010-2014. "Target kita ya mewujudkan sistem jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan di seluruh wilayah nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi," katanya.

Djoko menyebutkan, bentuk pemantauan yang dilakukan Ditjen Bina Marga selama angkutan lebaran adalah memastikan jalur mudik telah siap adalah dengan melakukan pemantauan secara terus menerus kondisi jalan. Selain itu pihaknya juga mengantisipasi kemacetan pada titik-titik rawan. "Untuk itu kita sudah menentukan jalur-jalur alternatif yang bisa dilalui," jelasnya. (wir)



BACA ARTIKEL LAINNYA... Kedelai Naik, Disperindag Siapkan Program


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler