Perbaikan Tata Kelola SDA Dibutuhkan untuk Atasi Krisis Lingkungan

Minggu, 24 Juli 2022 – 22:15 WIB
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan perbaikan tata kelola sumber daya alam (SDA) sangat dibutuhkan untuk mengatasi kris lingkungan. ilustrasi Foto : Antara/HO-Perhutani

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan perbaikan tata kelola sumber daya alam (SDA) sangat dibutuhkan untuk mengatasi krisis lingkungan yang terus mengancam.

Hal itu diungkapkan Menteri Siti dalam seminar nasional "Pengelolaan SDA untuk Pembangunan Berkelanjutan dan Kesejahteraan Rakyat” yang digelar dalam rangkaian agenda Rapimnas ke-V MN KAHMI di Jakarta, Sabtu (23/7).

BACA JUGA: KLHK Jalin Kerja Sama Pelaksanaan Program LHK dengan Universitas Sumatera Utara

Menurut dia, pengelolaan SDA yang benar bisa melakukan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan rakyat.

Dia menjelaskan, Program Perhutanan Sosial KLHK memiliki nilai keberpihakan yang jelas kepada masyarakat, khususnya yang hidup di sekitar hutan.

BACA JUGA: KLHK Beri Ganjar Pranowo Penghargaan Nirwasita Tantra

Perhutanan Sosial, kata dia, merupakan sistem pengelolaan yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau hutan hak masyarakat setempat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraan, keseimbangan lingkungan, dan dinamika sosial budaya dalam bentuk Hutan Desa, Kemasyarakatan, dan Tanaman Rakyat.

"Hutan berbasis desa yang menyerap tenaga kerja, mengentaskan kemiskinan dan memberi kontribusi ketahanan pangan, sosial, dan iklim," ujar Menteri Siti Nurbaya dalam siaran persnya, Minggu (24/7).

BACA JUGA: KLHK Sebut Kaderisasi Rimbawan Muda Mutlak Diperlukan di Indonesia

Hadir sebagai pembicara Dirut PT Timah Achmad Ardianto, Direktur Operasi dan Produksi Antam, I Dewa Bagus Sugata Wirantaya, pengamat Universitas Negeri Jakarta Prof Nadiroh, dan Presidium Majelis Nasional KAHMI Bidang Kajian Strategis, Lukman Malanuang sebagai moderator.

Dirut PT Timah Achmad Ardianto menyinggung soal peran penting yang dipegang Indonesia dalam penyediaan bahan baku timah dunia.

Pasalnya, Indonesia memiliki cadangan timah terbesar kedua di dunia.

Didi, sapaan akrab Achmad Ardianto mengatakan ekosistem industri hulu-hilir timah Indonesia yang berorientasi pada pemanfaatan logam timah di masa depan yang berdampak global.

Suatu ekosistem Industri Timah yang maju, berkeadilan, dan memberikan manfaat optimal bagi para pelakunya dengan tetap menegaskan penguasaan negara.

Didi menambahkan, setidaknya ada empat langkah strategis, pertama kemitraan dengan masyarakat.

"Memberikan legitimasi kepada mitra rakyat menambang dengan aman dan tenang," katanya.

Kedua, lanjutnya, bisnis pengolahan dan smelter swasta dapat menjalankan usahanya dengan cara kerja sama pengolahan dan peleburan.

Ketiga, peningkatan kontribusi pendapatan Negara.

"Terakhir, potensi Indonesia menjadi penentu harga logam timah dunia," jelas Didi.

Sebagai bentuk komitmen perseroan, menurut dia, PT Timah mendukung pembangunan berkelanjutan adalah dengan menjalankan berbagai kegiatan tanggung jawab sosial.

Perusahaan yang bertujuan untuk memberikan dampak yang berkelanjutan bagi masyarakat lingkar tambang dan berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB).

"Ke depan perseroan bisa bersinergis bersama KAHMI Wilayah Bangka Belitung khususnya dalam mewujudkan komitmen tanggung jawab sosial kepada masyarakat," kata Didi. (ddy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 95 Perusahaan Dapat Penghargaan CSR Terbaik, Staf Ahli Menteri KLHK Sampaikan Hal Ini


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler