jpnn.com - NUNUKAN – Pemkab Nunukan memproyeksikan pembangunan Pusat Pengembangan Sains dan Teknologi Park (STP) atau Tekno Park khusus di bidang Pertanian, Kelautan dan Perikanan. Rencana pembangunan yang disiapkan untuk tahun 2016 nanti, diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi penurunan kualitas dan daya jual sektor pertanian maupun kelautan di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Pendataan Kerjasama Pembangunan dan Litbang Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Nunukan, Hasan Basri menjelaskan, sejauh ini Nunukan belum memiliki pusat penelitian dan pengembangan sumber daya alam, sehingga masih banyak kelemahan dari sisi pemasaran dan peningkatan kualitas.
BACA JUGA: Kisah Suami yang Sering Lupa Sudah "Dilayani" Istri, Padahal Selalu Loyo
Menurutnya dengan hadirnya Tekno Park sendiri masyarakat maupun Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dapat melihat kelemahan maupun kelebihan sejumlah sektor tersebut.
Tambah Hasan, pembangunan Tekno Park sendiri bakal diproyeksikan di dua kecamatan yakni, Kecamatan Nunukan Selatan dan Kecamatan Krayan Selatan. Penempatan dua kecamatan tersebut mengingat kawasan dimaksud menjadi sentral budidaya baik rumput laut maupun beras organik adan khas dataran tinggi warga Lundayeh, Krayan.
BACA JUGA: Anggaran Pilkada Minahasa Utara Belum Seluruhnya Dicairkan
“Kalau di Nunukan Selatan kami pilih Kelurahan Mansapa, karena disana kan pusat rumput laut. Kalau di Krayan Selatan kami pilih Desa Long Layu,” ujar Hasan Basri kepada Kaltara Pos (JPNN Grup).
Asas manfaat yang dihasilkan dengan adanya pusat penelitian juga menjadi daya jual dan daya tarik bagi mereka yang akan berinvestasi di Nunukan. Sebab, hasil dari penelitian tersebut nantinya bakal menjadi dasar bagi pengusaha maupun Pemkab Nunukan dalam mempromosikan hasil alam daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini.
BACA JUGA: Loloskan Calon Kada Ini, KPU Kota Manado Bisa Dinonaktifkan
“Kalau selama ini kan setiap kita ingin promosi, tidak ada dasar yang menyebutkan apa yang menjadi daya tarik maupun seberapa besar kualitas yang kita hasilkan,” jelas Hasan.
Lebih jauh Hasan menjelaskan, pembangunan Tekno Park sendiri kini telah berlangung untuk sektor kelautan dan perikanan yang rencananya sudah dapat dimanfaatkan pada akhir 2015 mendatang.
Sementara untuk sektor pertanian baru dapat terlaksana awal 2016 mendatang, hal ini juga menjadi ide besar dari Bupati Nunukan Drs H Basri MSi dan Wakil Bupati Nunukan Hj Asmah Gani melihat rendahnya daya saing sector kelautan perikanan dan pertanian di Nunukan.
“Semoga ini berjalan dengan baik, sehingga Nunukan juga bisa menyaingi produk-produk daerah lain yang sudah lebih dulu melejit di pasaran,” harap Hasan.
Untuk rumput laut, komoditi unggulan Kabupaten Nunukan yang beberapa bulan terpuruk kini berangsur normal dari harga sebelumnya Rp 4 ribu kini naik Rp 6 ribu/kg.
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Nunukan patut diacungi jempol tak tinggal diam terhadap apa yang terjadi. DKP Nunukan saat ini telah berhasil mendatangkan Importir dari beberapa perusahaan untuk membeli rumput laut Nunukan dengan harga yang tinggi.
Kepala DKP Nunukan Dian Kusumanto menjelaskan saat ini pihaknya telah berhasil mendatangkan pembeli rumput laut dengan harga kesepakatan yaitu Rp6 ribu sehingga dengan begitu petani diminta memperbaiki mutu dan kualitas sebelum nantinya mendapat kontrol dari Tekno Park dimaksud.
“Sudah ada komitmen dari perusahaan untuk melakukan pembelian dengan harga Rp 6 ribu dengan ketentuan kualitas baik mengandung kadar air 35 hingga 36,” ucap Kepala DKP Nunukan.
Hal itu juga diamini sejumlah petani di Nunukan yang mengaku, kini mereka dapat bernapas lega dengan beberapa solusi nyata yang diberikan dinas yang berkantor di Gadis II Jalan Ujang Dewa, Nunukan Selatan.
“Saat ini kami merasakan kerja nyata yang dikerjakan oleh DKP dalam mengawal harga rumput laut di Nunukan,” ujar Daeng Basso.(*/rls/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Persen Penduduk Pengguna Narkoba, Sumut Masuk Papan Atas di Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi