Perbandingan Efek Bom Surabaya, Thamrin dan Bali pada IHSG

Selasa, 15 Mei 2018 – 08:35 WIB
Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI). FOTO: TONI SUHARTONO/INDOPOS /JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Analis Lotus Andalan Sekuritas Krishna Dwi Setiawan menilai penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) di tengah teror bom kali ini lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Dalam sesi perdagangan Senin (14/5), IHSG hanya turun tipis 0,16 persen.

BACA JUGA: Bom Guncang Surabaya, Dutra Ditelepon Istri dari Brasil

Saat Jakarta diguncang bom Thamrin pada 14 Januari 2016 lalu, indeks turun 0,53 persen.

Penurunan indeks paling parah ketika bom Bali I pada 12 Oktober 2002. Kala itu indeks turun 10,36 persen.

BACA JUGA: Teror Bom Tidak Ganggu Ekonomi, IHSG Cuma Turun Tipis

Penurunan indeks saat itu bahkan lebih dalam daripada saat kejadian bom bursa pada 13 September 2000. Ketika itu, indeks hanya turun 1,99 persen.

”Selama (teror) tidak masif dan tidak terjadi terus-menerus, bagi investor hal tersebut tidak menjadi sesuatu yang dikhawatirkan secara berlebihan,” ungkap Krishna, Senin (14/5).

BACA JUGA: Arzeti: Kita Tidak akan Terpecah Belah

Dari sektor riil, pelaku usaha ritel menanggapi dengan tenang aksi teror.

”Intinya tetap waspada, tapi aktivitas tetap jalan dong. Masyarakat juga kami harapkan tetap tenang dan beraktivitas normal,” ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey.

Dia menegaskan, sejak kemarin Aprindo mengirimkan brief letter kepada para anggotanya yang berisi beberapa imbauan.

Di antaranya, sepakat menghadapi situasi tersebut dengan tenang dan tetap membuka toko-toko ritel modern seperti biasa.

”Namun, dengan catatan khusus, yaitu harus tetap waspada dengan mengikuti berita resmi, bukan dari online yang banyak hoax,” ujar Roy.

Selain itu, Aprindo mengimbau anggotanya terus berkoordinasi dengan aparat terdekat, secara internal memastikan peralatan keamanan seperti CCTV berfungsi, dan memperketat pengawasan petugas sekuriti.

”Memang dua hari ini kami melihat beberapa konsumen yang memilih untuk berbelanja melalui delivery dan kurir online. Namun, kalau dibilang penurunan, tidak ada penurunan,” ujar Roy.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta turut menegaskan, masyarakat tak perlu langsung memercayai mengenai warning untuk bepergian ke pusat perbelanjaan jika informasinya bukan dari sumber tepercaya.

Tutum menguraikan, pelaku usaha ritel akan tetap beraktivitas normal meski ada sejumlah aksi teror.

Menurut dia, hal tersebut tak mengganggu aktivitas belanja masyarakat. (rin/agf/c25/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Angkasa Pura I Tingkatkan Upaya Pengamanan 13 Bandara


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler