Perbankan Makin Agresif Garap Kredit Segmen Menengah

Kamis, 10 November 2016 – 07:16 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - SURABAYA – Perbankan makin serius memerhatikan pelaku usaha segmen menengah.

Salah satunya ialah BNI wilayah Malang.

BACA JUGA: Pembangunan Infrastruktur Butuh Rp 5.500 Triliun

Melalui sentra kredit menengah (SKM), BNI memperluas jangkauan di segmen tersebut dengan membuka outlet ke-72.

CEO BNI wilayah Malang Yessy Kurnia Dyah menyatakan, pembukaan outlet baru tersebut bertujuan mendorong penetrasi bisnis di segmen menengah.

BACA JUGA: Jokowi Pastikan Ekonomi Masih Aman Setelah Demo 4 November

Tingginya potensi bisnis segmen menengah terlihat dari sektor usaha yang tersebar di wilayah Malang.

Mulai industri manufaktur seperti rokok, mamin, olahan kayu, dan kesehatan, hingga sektor perkebunan.

BACA JUGA: Oktober 2016, Kontrak PT PP Capai Rp 27,38 triliun

Kemudian, di sektor jasa, masih ada peluang di bidang pariwisata. Di antaranya, hotel dan tempat rekreasi.

’’BNI berupaya meningkatkan market share di industri dengan cara mendekatkan layanan jasa perbankan lainnya di wilayah Malang,’’ katanya kemarin (9/11).

Sementara itu, sampai September 2016, penyaluran kredit SKM BNI wilayah Malang tercatat sekitar Rp 1,1 triliun.

Jangkauan wilayah Malang mencakup 16 kota/kabupaten. Beberapa seperti Banyuwangi, Jember, Situbondo, Pasuruan, Tulungagung, Madiun, hingga Pacitan.

Berdasar data OJK per Juni 2016, kredit perbankan segmen menengah di wilayah Malang mencapai Rp 6,3 triliun.

’’Kami berharap kinerja SKM bisa tumbuh sejalan dengan berkembangnya bisnis segmen menengah,’’ katanya.

Hingga September 2016, penyaluran kredit segmen menengah BNI mencapai Rp 60,7 triliun.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, pertumbuhannya tumbuh sekitar 30,9 persen.

Pertumbuhan kredit segmen menengah yang cemerlang itu menjadi penopang pertumbuhan total kredit BNI yang mencapai 21,2 persen.

Di sisi lain, rasio kredit bermasalah (NPL) segmen menengah BNI juga terus menurun di level tiga persen. ’’BNI melakukan mitigasi risiko,’’ ujarnya.(res/c15/agm/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Usaha Pertambangan dan Jasa Perusahaan Masih Jeblok


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler