Percasi Akan Gandeng PAUD dan TK Berlatih Catur

Jumat, 09 Juni 2017 – 02:20 WIB
ASAH OTAK: Anak-anak antusias berlatih catur di markas Percasi Sidoarjo. Foto Suryanto/Radar Sidoarjo/JPNN.com

jpnn.com - Sidoarjo sering disebut-sebut sebagai barometer catur di Jatim.

Namun, Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Sidoarjo ternyata kekurangan atlet-atlet usia dini.

BACA JUGA: Pujian Media-Media Asing untuk Selebrasi Beda Agama Bali United

Saat ini atlet catur terbanyak berada di rentang usia 7 sampai 19 tahun.

“Makanya, kalau ada kejuaraan yang mempertandingkan kelompok umur di bawah tujuh tahun, Sidoarjo selalu absen,” ujar Ketua Litbang Percasi Kabupaten Sidoarjo Syaiful Arif seperti yang dilansir Radar Sidoarjo (Jawa Pos Group), Kamis (8/6).

BACA JUGA: Mengharukan, Sama-Sama Ultah, Duel di Semifinal Roland Garros, Pemenangnya..

Setelah pergantian ketua umum, yang kini dijabat Mustain, kepala dinas pendidikan dan kebudayaan, Syaiful berencana menjaring anak-anak berusia di bawah tujuh tahun.

Alias taman kanak-kanak (TK). Bocah-bocah ini akan menjalani pembinaan khusus sesuai tingkat usia mereka.

BACA JUGA: Lampung Sakti Bombardir Gawang Brigif-3 Marinir FC 9 Gol Tanpa Balas

“Kita akan masuk lewat PAUD atau TK. Bisa jadi catur dijadikan salah satu kegiatan tambahan di sekolah. Ini bisa jadi salah satu cara kaderisasi atlet usia dini,” katanya.

Tentu saja ini tidak mudah. Sebab, catur merupakan cabor yang lebih banyak menguras otak daripada fisik.

Anak-anak pun perlu konsentrasi selama permainan. Apakah anakanak TK mampu mendalami catur secara serius?

“Ya, ini tentu jadi tantangan tersendiri bagi kami. Memang tidak mudah, tapi kami akan temukan caranya nanti. Intinya, anak-anak kami kondisikan agar tertarik untuk bermain catur,” jelas pria yang tinggal di Sidoarjo itu.

Meski terlihat serius, menurut Syaiful, bermain catur sebetulnya menyenangkan.

Itu yang ingin disosialisasikan kepada masyarakat luas.

Konsekuensinya, Percasi Sidoarjo membutuhkan lebih banyak pelatih untuk diterjunkan di sekolah-sekolah. Padahal, saat ini Sidoarjo baru punya delapan pelatih yang bersertifikat.

“Sertifikasi pelatih menjadi salah satu cara,” ujarnya. (nov/rek)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Chelsea Sudah Tidak Menginginkan Saya Lagi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler