KEPERCAYAAN kepada Tuhan dapat menjadi obat ampuh bagi mereka yang menderita depresi. Menurut penelitian yang dilakukan Rumah Sakit McLean di Belmont, Massachusetts, dengan iman dan kepercayaan kepada Tuhan secara signifikan dapat meningkatkan pengobatan untuk orang yang menderita penyakit jiwa
Para peneliti menemukan bahwa pasien yang tidak memiliki kepercayaan pada Tuhan sangat sulit diobati dibandingkan pasien yang masih memiliki keyakinan. Para peneliti menyimpulkan bahwa kepercayaan pada Tuhan dikaitkan dengan hasil pengobatan yang lebih baik dalam perawatan kejiwaan.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa, orang yang memiliki kepercayaan kepada Tuhan secara signifikan lebih baik dalam melakukan perawatan psikiatris jangka pendek daripada mereka yang tidak memiliki keyakinan terhadap agama mereka," kata para peneliti yang diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders,menurut laman Daily Mail, Minggu (19/5).
"Saya berharap bahwa penelitian ini akan meningkatkan skala penelitian yang lebih besar dan peningkatan dana untuk membantu orang yang mengalami depresi sebanyak mungkin."kata Dr.David Rosmin dari Mclean Hospital dan Instruktur di Departemen Pshchiatry di Harvard Medical.(fny/jpnn)
Para peneliti menemukan bahwa pasien yang tidak memiliki kepercayaan pada Tuhan sangat sulit diobati dibandingkan pasien yang masih memiliki keyakinan. Para peneliti menyimpulkan bahwa kepercayaan pada Tuhan dikaitkan dengan hasil pengobatan yang lebih baik dalam perawatan kejiwaan.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa, orang yang memiliki kepercayaan kepada Tuhan secara signifikan lebih baik dalam melakukan perawatan psikiatris jangka pendek daripada mereka yang tidak memiliki keyakinan terhadap agama mereka," kata para peneliti yang diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders,menurut laman Daily Mail, Minggu (19/5).
"Saya berharap bahwa penelitian ini akan meningkatkan skala penelitian yang lebih besar dan peningkatan dana untuk membantu orang yang mengalami depresi sebanyak mungkin."kata Dr.David Rosmin dari Mclean Hospital dan Instruktur di Departemen Pshchiatry di Harvard Medical.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lebih Lama, Lebih Harum
Redaktur : Tim Redaksi