jpnn.com, VILNIUS - Presiden Lithuania Gitanas Nauseda pada Senin (7/3) memperingatkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bahwa kegagalan untuk menghentikan agresi Rusia di Ukraina akan memicu konflik global.
Kepada Menlu AS yang memulai kunjungan di negara-negara Baltik, Nauseda mengatakan bahwa pemimpin Rusia Vladimir Putin tidak akan berhenti di Ukraina.
BACA JUGA: Kehidupan Asmara Vladimir Putin, Ada Gundik Cantik Bersembunyi
Dia juga mengatakan bahwa dunia berkewajiban untuk membantu warga Ukraina..
“Maksud saya tentunya, (membantu) dengan segala cara, jika kita ingin mencegah Perang Dunia III. Pilihan itu ada di tangan kita,” katanya.
BACA JUGA: Dalil Putin Dinilai Absurd, Benarkah Ukraina Dikuasai Nazi?
Lithuania, salah satu anggota NATO, telah mengirimkan bantuan militer kepada Ukraina dan menerima sejumlah kecil pengungsi Ukraina sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari lalu.
Blinken dijadwalkan mengunjungi negara tetangga Lithuania, Latvia dan Estonia, pada Senin dan Selasa.
BACA JUGA: 7 Miliarder Rusia Ini Dihajar Sanksi AS: Ada Master Judo dan Koki Putin
Belarus, yang berbatasan dengan dengan Lithuania dan Latvia, mengizinkan Rusia untuk melancarkan serangan dari wilayahnya setelah pasukan Rusia ditempatkan di sana selama berminggu-minggu dengan kedok latihan bersama.
Blinken bertemu dengan Nauseda sebelum pembicaraan dengan Menlu dan Perdana Menteri Lithuania.
Diplomat tinggi AS itu sebelumnya memberi tahu staf di Kedutaan Besar AS di Vilnius bahwa serangan Rusia terhadap Ukraina menantang prinsip-prinsip dasar yang dirancang untuk menjaga perdamaian antarnegara.
“Penting bagi orang-orang untuk memahami apa yang sebenarnya dipertaruhkan dan hal itu bahkan melampaui Ukraina, bahkan melampaui negara-negara Baltik, bahkan melampaui Eropa,” kata Blinken.
Sejumlah diplomat yang ditugaskan Kedutaan Besar AS di Belarus juga berada di Vilnius setelah misi diplomatik ditutup lantaran masalah keamanan pekan lalu.
Belarus tahun lalu melarang Duta Besar Julie Fisher menjalani tugasnya dan memberi tahu AS untuk menarik staf kedutaannya sebagai tanggapan atas sanksi AS menyusul penumpasan aksi protes terhadap pemimpin Belarus Alexander Lukashenko pada 2020.
Fisher mengatakan diplomat AS di Minsk telah menyambut keluarga tahanan politik ke rumah mereka untuk menunjukkan dukungan AS
“Sayangnya, rezim Belarus tanpa lelah menuliskan babak baru buku pedoman otoriter,” kata Fisher.
Ia mengemukakan bagaimana tahun lalu Belarus memaksa pesawat penumpang untuk mendarat agar pemerintahnya dapat menahan seorang pembangkang dan merekayasa krisis pengungsi di perbatasan Polandia serta dukungannya kepada serangan Rusia.
Negara-negara NATO telah meningkatkan kehadiran mereka di negara-negara Baltik dalam beberapa minggu terakhir. Banyak pasukan dan peralatan sedang dalam perjalanan, pembuat kebijakan telah mengumumkan.
Sebelumnya pada Sabtu (5/3), Rusia meminta agar otoritas di Estonia, Latvia dan Lithuania mengambil sejumlah langkah untuk melindungi kedutaan besar Rusia usai terjadi penyerangan terhadap diplomat mereka di Vilnius, menurut kantor berita Rusia RIA.
Mengutip juru bicara kepolisian Lithuania, media penyiaran nasional Lithuania pekan lalu memberitakan bahwa sekretaris ketiga kedutaan besar Rusia dipukuli pada 24 Februari malam di dekat kedutaan.
Tersangka pemukulan berhasil diamankan, kata sang juru bicara, yang menambahkan bahwa korban menolak bantuan medis.
Redaktur & Reporter : Adil