jpnn.com, BIREUEN - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Peertanian I Ketut Diarmita meminta Provinsi Aceh terus menggenjot pelaksanaan Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting).
Itu dilakukan dalam upaya mendukung percepatan peningkatan populasi sapi di dalam negeri melalui kegiatan Inseminasi Buatan (IB), sinkronisasi dan penanganan gangguan reproduksi pada sapi milik peternak.
BACA JUGA: Pupuk dan Benih Tingkatkan Produksi Pangan
Sebagaimana diketahui, saat ini kegiatan IB menjadi fokus utama bagi jajaran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan di seluruh Indonesia setelah dilakukan pencanangan UPSUS SIWAB oleh Menteri Pertanian pada acara panen pedet tanggal 8 Oktober 2016 di Lamongan.
Diarmita menyampaikan, kegiatan IB pada ternak sapi merupakan salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna yang merupakan pilihan utama untuk peningkatan populasi dan mutu genetik sapi.
BACA JUGA: Petani Muda Sulsel akan Tanam Jagung 30 Ribu Hektare
Melalui kegiatan IB, penyebaran bibit unggul ternak sapi bisa dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta diharapkan bisa meningkatkan pendapatan para peternak.
“Strategi yang kita gunakan yaitu dengan memastikan sapi/kerbau betina dewasa sebagai akseptor untuk dibuntingkan dengan menggunakan teknik IB. Untuk mengoptimalkan strategi tersebut secara bersamaan juga harus diikuti peningkatan kualitas unsur-unsur yang berpengaruh terhadap keberhasilan IB yaitu ternak, peternak, semen beku, dan petugas (Inseminator, PKb dan ATR)," ujar Diarmita.
BACA JUGA: Beras Surplus, Mentan Dapat Gelar Sebagai Penyelamat Petani
Kegiatan yang dilaksanakan di Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh tersebut dihadiri Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan Hidup (PJ Upsus Siwab Provinsi Aceh), Kepala Dinas Peternakan Provinsi Aceh, Bupati Bireuen, Kepala Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan Kabupaten Bireuen, Para petugas Inseminator, Pkb, ATR dan peternak, serta tokoh masyarakat di Kabupaten Bireuen.
Diarminta menambahkan, pelaksanaan kegiatan Upsus Siwab menggunakan pendekatan yang lebih banyak melibatkan peran aktif masyarakat.
Di tengah-tengah keterbatasan anggaran pemerintah, tuntutan untuk meningkatkan produksi daging sapi/kerbau semakin kuat.
Salah satu cara yang ditempuh adalah mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya dalam negeri untuk mencapai kebuntingan 3 juta ekor dari 4 juta akseptor sapi/kerbau pada 2017.
Berdasarkan data kumulatif hingga 4 September 2017, secara nasional capaian IB adalah 2.387.572 ekor atau 59,3% target 4.026.948 ekor dan capaian kebuntingan adalah 811.342 ekor atau 26,9 % dari target 3.016.334 ekor serta kelahiran sebanyak 509.975 ekor.
Kontribusi Aceh terhadap target nasional adalah sebanyak 105.867 akseptor untuk IB dan 60.344 ekor untuk kebuntingan.
Dari target tersebut, capaian IB kumulatif Aceh per 4 September 2017 mencapai 26.305 ekor atau 24,8%.
Sebagai perbandingan, capaian IB Lampung mencapai 65,5%; Sumut 62,3%; dan Sumbar 54,4%. Untuk capaian kebuntingan, jumlah ternak bunting di Aceh sebanyak 20.481 ekor atau 33,9% dari target.
Sebagai perbandingan, capaian kebuntingan Bangka Belitung sebesar 97,1%; Riau 75,8%; dan Sumut 41,9%.
Sebagai daerah introduksi, kontribusi Kabupaten Bireuen terhadap target IB dan kebuntingan Upsus Siwab Provinsi Aceh cukup besar di mana merupakan terbesar ketiga setelah Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Besar.
Kontribusi Kabupaten Bireuen mencapai 12,5% dari target IB Provinsi Aceh yaitu sebanyak 13.219 ekor.
Raihan IB per 3 September 2017 mencapai 41,4% dan raihan kebuntingan sebesar 32,4%.
Untuk jumlah kelahiran, Kabupaten Bireuen adalah yang tertinggi dari seluruh Kab/Kota di Provinsi Aceh yaitu sebesar 26% atau 2.173 ekor.
“Capaian kinerja Provinsi Aceh khususnya Kabupaten Bireuen tersebut perlu untuk terus ditingkatkan. Saya berharap agar masyarakat Kabupaten Bieuren fokus dan bersungguh-sungguh dalam menerima bantuan berupa ternak jika Bieruen ini mau maju. Saya juga berharap ke TNI agar bisa mengamankan dan mengawal peternak karena kami sudah melakukan penandatanganan MoU demi kemajuan Kabupaten Beuren," imbuhnya.
Sementara Bupati Bieuren Saifannur mengatakan, sangat mendukung penuh program pemerintah yaitu Upsus Siwab yang bertujuan untuk meningkatkan populasi ternak sehingga diharapkan bisa swasembada pangan dan ternak.
“Kami memiliki harapan yang besar terhadap potensi yang kami miliki terutama dalam penyediaan pakan ternak yang berasal dari limbah pertanian, padang penggembalaan dan kebun rumput yang ada disini. Saya kira potensi tersebut cukup untuk mendukung dalam pengembangan populasi ternak, sehingga Bireuen dapat diandalkan menjadi lumbung ternak," kata Safannur.
Zulyazaini Yahya Kepala Dinas Peternakan Provinsi Aceh menyampaikan, melalui kegiatan reproduksi ternak, sinkronisasi dan Inseminasi Buatan (IB) pada sapi milik peternak yang dilaksanakan hari ini diharapkan bisa memberikan dorongan yang signifikan.
Terutama kepada peternak maupun petugas untuk mendukung keberhasilan Upsus SIWAB, sehingga tujuan kita untuk mempercepat peningkatan populasi sapi dan kerbau dapat terwujud.
Kadis Pertanian Kabupaten Bieruen Alie Basyah menyampaikan, target Upsus Siwab melalui IB di Kabupaten Bireuen sekitar 13.219 ekor dengan target kebuntingan 7.535 ekor.
Dari target tersebut apabila bisa tercapai dan insya allah akan tercapai, sehingga pada tahun 2017 akan ada penambahan sapi minimal 5.274 ekor atau sekitar 70% dari indukan sapi yang menjadi target program.
Diarmita juga menyampaikan, ada beberapa daerah yang telah mencanangkan suatu Gerakan 111 yang merupakan gerakan 1 inseminator 1 akseptor 1 hari atau bahkan Gerakan 121, 131 dan seterusnya dalam upaya menjaga ritme kerja.
“Untuk itu, saya minta agar dilaksanakan suatu kegiatan yang sifatnya rutin melalui aksi pelayanan IB massal, pelayanan kesehatan hewan, pendataan ternak, dan identifikasi status reproduksi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan motivasi peternak dan petugas, sekaligus juga untuk mensinkronkan dan memadukan gerakan pusat dan daerah dalam mensukseskan Upsus Siwab, serta untuk menyampaikan capaian kinerja peternakan dan kesehatan hewan pada umumnya dan kinerja Upsus Siwab pada khususnya ke masyarakat luas," papar Diarmita.
Dia mengharapkan pelaksanaan Upsus Siwab 2017 yang menyisakan waktu efektif tiga bulan bisa berjalan sesuai harapan.
“Untuk itu, dalam kegiatan ini kami mengajak kepada seluruh pihak yang hadir disini khususnya para petugas Inseminator, PKB dan ATR untuk bersama-sama mewujudkan target yang telah ditetapkan sekaligus mensukseskan Upsus Siwab," imbau Diarmita.
“Salah satu upaya untuk meningkatkan capaian IB dan Kebuntingan adalah dengan meningkatkan kinerja petugas di lapangan. Semakin meningkat kinerja petugas di lapangan, maka akan semakin meningkat pula capaian IB dan kebuntingan," tambahnya.
Menurut Diarmita, upaya yang dilakukan oleh petugas tersebut bisa menjadi salah satu bentuk pengabdian, integritas dan loyalitas kita kepada bangsa.
“Mari kita terus perjuangkan nasib peternak-peternak kita agar berkembang usahanya dan sejahtera. Kami harapkan melalui percepatan peningkatan populasi tersebut, maka share produksi daging lokal meningkat disertai dengan bertambahnya usaha sapi berskala usaha komersil. Dengan demikian kita berharap sebagaimana yang ditargetkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Swasembada Daging Sapi di tahun 2026 dapat tercapai," pungkasnya. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan: Budidaya Ternak Sapi Gunakan Prinsip Kesrawan
Redaktur & Reporter : Natalia