jpnn.com, MIAMI - Badan Anti Perdagangan Narkoba Amerika Serikat (DEA) menangkap Perdana Menteri Kepulauan Virgin, Inggris Andrew Fahie di Miami, Amerika Serikat.
Fahie (51) ditangkap atas dugaan pesekongkolan untuk mengimpor kokaina dan pencucian uang.
BACA JUGA: Bandar Narkoba Jangan Nekat, BNN Sudah Tahu Modusnya
Dia ditangkap di sebuah bandara di Miami bersama direktur utama Port Authority teritori Inggris, seperti diungkapkan dalam aduan yang dibaca Reuters.
Penahanan Fahie pertama kali diungkapkan oleh Gubernur Kepulauan Virgin Inggris John Rankin.
BACA JUGA: Eks Presiden Honduras Juan Hernandez: Dulu Sahabat Amerika, Kini Tersangka Narkoba
"Saya menyadari kabar ini akan mengejutkan rakyat Teritori ini. Saya meminta agar saat ini ketenangan dijaga," kata Rankin melalui pernyataan.
Aduan itu juga memuat pengakuan dari seseorang yang identitasnya dirahasiakan.
BACA JUGA: Kombes Gidion Tahan Ekspose Kasus Narkoba Selama Dua Bulan, Ada Apa?
DEA (U.S. Drug Enforcement Administration) mengatakan Fahie sebelumnya sudah memberikan persetujuan bagi informan tersebut untuk menggunakan pelabuhan-pelabuhan Kepulauan Virgin Inggris guna mengapalkan kokaina dengan imbalan pembayaran sebesar USD 500 ribu (sekitar Rp 7,25 miliar).
Informan itu disebutkan berpura-pura menjadi anggota kartel narkoba Meksiko, Sinaloa.
Kepala DEA Anne Milgram mengatakan penangkapan itu harus menjadi pesan kuat bahwa siapa pun yang terlibat membawa obat-obatan berbahaya ke Amerika Serikat akan diadili, tidak peduli apa jabatan mereka.
DEA mengungkapkan bahwa investigasi sudah mulai berjalan sejak Oktober tahun lalu berdasarkan hasil pemantauan dan rekaman dari informan rahasia.
Menurut aduan badan AS itu, informan yang dimaksud mengaku sebagai anggota kartel yang berupaya mengirimkan ribuan kilogram kokaina Kolombia ke Pulau Tortola di Kepulauan Virgin Inggris.
Informan menyebut identitasnya itu saat melakukan serangkaian pertemuan dengan Fahie, Direktur Utama pelabuhan Kepulauan Virgin Inggris Oleanvine Maynard, dan putera Maynard, Kadeem Maynard.
"Fahie setuju mengizinkan sang sumber rahasia untuk menggunakan pelabuhan-pelabuhan yang ada untuk mengirimkan kokaina tersebut," menurut aduan DEA.
PM Fahie meminta pembayaran di muka sebesar USD 500 ribu sebagai imbalan.
Perdana Menteri itu juga meminta bantuan untuk membayar utang senilai USD 83 ribu (sekitar Rp 1,2 miliar) kepada seorang pria di Senegal, yang telah menyelesaikan beberapa masalah politik baginya, menurut aduan itu.
Fahie ditangkap di Miami setelah secara terpisah diperlihatkan kantung-kantung belanja barang bermerek dalam sebuah pesawat pribadi.
Barang-barang itu berjumlah sekitar USD 700 ribu (sekitar Rp 10,15 miliar) untuk dia dan Oleanvine Maynard, kata DEA.
Kantor PM Fahie belum menanggapi permintaan untuk memberikan informasi lebih lanjut.(Antara/Reuters/JPNN)
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang