jpnn.com, JAKARTA - Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI, Eka Sastra menegaskan perdebatan capres-cawapres dengan melibatkan agama dan suku sudah harus ditinggalkan. Idealnya, perdebatan minimal mengarah kepada penjabaran strategi pemenangan Pilpres 2019.
“Sudah bukan momentumnya berdebat dengan melibatkan agama atau suku. Sekarang ini, yang dibahas apakah akan meninggalkan subsidi rakyat atau menguatkan peran negara,” kata Eka dalam diskusi bertajuk “Mencari Pendamping Jokowi: Visi Ekonomi Cawapres 2019” di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (20/7/18).
BACA JUGA: Fahri Hamzah: Hentikan Pola Lama Membayar Loyalis Jokowi
Golkar, tambah Anggota Komisi VI DPR itu, menekankan agar figur cawapres idealnya mengerti betul konsep revolusi industri 4.0. Sebab, saat ini konseptualnya lebih banyak menganut paham konvensional.
“Saat ini perubahannya memakai konsep digital. Artinya, semua juga harus menyesuaikan. Konsep konvensional ini harus ditinggalkan. Frame ke depan mengacu industri 4.0,” kata Ketua DPP Partai Golkar ini.
BACA JUGA: Ketua DPR: Peserta Sespemti Harus Menjaga Muruah Kepolisian
Dirinya juga menuturkan bahwa Indonesia harus memperkuat ekonomi domestiknya di tengah tekanan ekonomi global. Saat ini, semua negara sudah menjalankan transformasi struktural dari sektor petanian lalu menuju industri.
“Dari industri lalu berganti menuju sektor jasa. Dan, Indonesia ini harus terus didorong untuk menjalankan kebijakan tersebut,” cetusnya.
BACA JUGA: Jangan Sampai Polri Terasingkan
Sebab, menurut Eka, ekonomi domestik harus lebih diperkuat untuk menahan tekanan ekonomi global. Disamping itu, transformasi lintas sektoral harus didorong lebih cepat dan menyeluruh.
“Idealnya tenaga kerja di bidang pertanian masuk sebagai industri padat karya,” pungkasnya.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dari Forum OGP, BKSAP Dorong Rezim Keterbukaan Parlemen
Redaktur : Tim Redaksi