Perekonomian Nasional Membaik

Defisit Menyempit, Devisa Bertambah

Rabu, 09 Oktober 2013 – 07:24 WIB

JAKARTA - Perekonomian nasional akhirnya berhasil keluar dari tekanan. Bank Indonesia (BI) melihat sudah ada perbaikan dari kinerja keseluruhan transaksi ekspor dan impor barang serta jasa pada akhir kuartal ketiga 2013. Defisit transaksi berjalan diprediksi menyempit di level 3,4 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Proyeksi tersebut terlihat lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi defisit transaksi berjalan pada kuartal kedua 2013 yang tercatat 4,4 persen PDB. "Kami melihat sudah ada kondisi yang lebih baik (kuartal ketiga). Kami harapkan defisit current account (transaksi berjalan) pada 2013 di kisaran 3,4 persen dari PDB," ungkap Gubernur BI Agus Martowardojo kepada pers seusai rapat dewan gubernur di Jakarta kemarin (8/10).

Seperti diwartakan, defisit transaksi berjalan bakal menyempit lantaran menurunnya aktivitas importasi. Adanya tekanan dari dalam negeri, misalnya pelemahan nilai tukar rupiah serta peningkatan suku bunga acuan secara gradual, terbukti mengerem permintaan domestik, khususnya dalam upaya investasi.

Di sisi lain, neraca perdagangan membukukan surplus tipis. Dikutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS), lebih besarnya ekspor ketimbang impor membuat neraca perdagangan pada Agustus surplus USD 132,4 juta. Ekspor tercatat USD 13,16 miliar, sedangkan impor USD 13,03 miliar.

Secara keseluruhan, neraca perdagangan migas masih defisit USD 891,7 juta. Perinciannya, minyak mentah defisit USD 26 juta dolar, hasil minyak defisit USD 2 miliar, dan gas surplus USD 1,14 miliar. Sebaliknya, neraca perdagangan nonmigas surplus USD 1,02 miliar.

"Secara seasonality, rendahnya current account dan neraca perdagangan puncaknya berada pada kuartal kedua 2013 dan sedikit agak naik pada kuartal keempat. Yang jelas, kami pastikan dua kuartal ke depan defisit current account di bawah 4 persen. Kami melihat sudah ada penyesuaian dari indikator dan defisit transaksi berjalan," timpal Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo.

Perry membeberkan, defisit balance of payment atau neraca pembayaran Indonesia (NPI) bisa lebih rendah daripada sebelumnya. "Reversal yang terjadi pada Juli masih cukup berpengaruh pada NPI. Namun, karena ada kenaikan cadangan devisa (cadev), itu artinya fundamental membaik," paparnya. (gal/c11/oki)

BACA JUGA: Janjikan Modal Awal untuk Bank Tani

BACA ARTIKEL LAINNYA... AP I Terapkan Pemanfaatan Energi Surya di Bandara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler