Peremajaan Sawit untuk Jaga Keberlanjutan Pendapatan Petani

Senin, 10 September 2018 – 20:16 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyaksikan kegiatan peremajaan Kelapa Sawit di Desa Ujung Tanjung, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Senin (10/9/2018). Foto: Humas Kementan RI

jpnn.com, JAMBI - Kementerian Petanian melakukan peremajaan Kelapa Sawit di Desa Ujung Tanjung, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi pada Senin (10/9/2018). Kegiatan ini merupakan bagian untuk menjaga komoditas sawit sebagai komoditas strategis nasional bisa tetap berkelanjutan.

Secara nasional terdapat 14,03 juta hektare lahan sawit di Indonesia, dengan luasan sawit rakyat 5,61 juta hektare, dan 2,4 juta hektare di antaranya perlu peremajaan.

BACA JUGA: Mentan Dorong Peremajaan Sawit demi Genjot Produktivitas

“Sawit masih menjadi komoditas ekspor terbesar Indonesia dengan volume ekspor 2017 sebesar 33,52 juta ton CPO senilai USD 21,26. Tindakan peremajaan ini sangat penting dilakukan untuk menjaga produktivitas sawit, dan yang terpenting untuk keberlangsungan pendapatan petani di masa depan,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang hadir bersama Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Rizal Djalil.

Jambi menjadi salah satu provinsi yang menerima dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Badan yang dikelola oleh Kementerian Keuangan tersebut menghimpun dana dari ekspor CPO yang harganya telah melebihi 750 USD permetric ton, dengan pungutan sebesar sebesar 50 USD per metric ton. Dana tersebut tidak menjadi bagian yang dibebankan pada harga tandan buah segar (TBS) yang dibayarkan kepada petani.

BACA JUGA: Data BPS: Penduduk Pedesaaan Semakin Sejahtera

Dari data Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementan, di Jambi terdapat 789 ribu hektare lahan sawit, 578 ribu hektare diantaranya adalah sawit rakyat. Dari jumlah itu, ada 63 ribu yang perlu direplanting atau diremajakan. Tahun 2018 ini, Pemerintah Pusat menargetkan peremajaan di Jambi seluas 20 ribu hektare lahan sawit, tapi kesiapan Pemda Jambi baru 15,7 ribu hektare.

“Ini adalah kesempatan, pemerintah sedang memberikan perhatian kepada petani, seharusnya Pemda dan petani merespon dengan baik. Selain Jambi, tahun 2018, peremajaan ditargetkan menjangkau 185 ribu hektar di 20 provinsi dan 75 kabupaten. Kebutuhan benih diprediksi bisa mencapai 27,7 juta batang yang dipasok dari 17 industri benih nasional,” kata Amran.

BACA JUGA: Varietas TMB Didorong untuk Swasembada Bawang Putih

Kementan sebagai anggota komite pengarahan mendapat tugas untuk kegiatan peremajaan, penyediaan sarana dan prasarana, sumberdaya manusia (SDM), serta penelitian dan pengembangan. Oleh karena itu, sesuai tugas dan fungsinya, maka Kementan memberikan rekomendasi teknis dalam kegiatan Peremajaan Sawit Rakyat tersebut.

“Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan mengapa peremajaan ini harus dilakukan dipertimbangkan kenapa peremajaan tersebut perlu dilakuan, antara lain usia tanaman sudah diatas 25 tahun, lalu produktivitas tanaman rendah yakni di bawah 10 ton TBS per hektar per tahun, dan berasal dari benih illegitim atau tidak bersertifikat. Jadi pemilihan benih pun harus tepat, karena kalau keliru dampaknya sampai dengan 25 tahun,” jelas Amran.

Rekomendasi Kementan untuk bantuan dana peremajaan kelapa sawit di Jambi sampai saat ini sudah berhasil mencairkan dana peremajaan untuk lahan seluas total 889,7 ribu hektare dengan total dana Rp 22,2 miliar. Dana tersebut diterima oleh 5 (lima) koperasi khusus untuk Kabupaten Merangin, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, meliputi kelompok tani KUD Hitam Jaya Kabupaten Merangin seluas 139,18 hektare, kelompok tani KUD Sarana Makmur Kabupaten Merangin seluas 222 hektare, kelompok tani KUD Tani Makmur Kabupaten Merangin seluas 190 hektare, kelompok tani KUD Tandan Buah Segar Kabupaten Muaro Jambi seluas 167,75 hektare, kelompok tani KUD Sawit Kita Kabupaten Tanjung Jabung Barat seluas 171,7 hektare.

“Khusus untuk Kabupaten Muaro Jambi dilakukan peremajaan seluas 167,75 hektare dengan nilai bantuan 4,1 milyar rupiah. Mereka yang menerima bantuan sudah memenuhi kriteria termasuk harus tergabung dalam Kelompok Tani, Gapoktan, Koperasi dan kelembagaan lainnya, serta kriteria lain yang sudah ditentukan,” beber Amran.

Selain peremajaan Sawit, pada kesempatan tersebut Kementan juga menyerahkan bantuan Ke Kabupaten Muaro Jambi berupa benih kopi Liberika sebanyak 31.000 batang dan Kompos sebanyak 89.900 Kg kepada 4 (empat) Kelompok tani. Kementan juga memberi bantuan Benih Karet untuk kegiatan peremajaan karet di Kabupaten Batanghari (100 hektare) sebanyak 50.000 Batang, dan Kabupaten Sarolangun (290 hektare) sebanyak 145.000 batang.

Lalu, bantuan benih kelapa untuk Kegiatan Peremajaan Tanaman Kelapa di Kab. Tanjung Jabung Timur (430 Ha) sebanyak 51.600 Batang, dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat (300 Ha) sebanyak 36.000 batang. Benih jagung hibrida seluas 1.400 ha sebanyak 21 ton dua kelompok tani.

Sejumlah bantuan berupa alat mesin pertanian (alsintan) yang juga diberikan kepada sejumlah kelompok tani adalah combine harvester ukuran sedang, combaine harbester ukuran kecil, power tresher, dan corn seller. Sementara itu, secara simbolis Amran juga memberikan tractor, cultivator dan pompa air untuk beberapa kelompok tani.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Produktivitas Petani Gunung Kidul Meningkat, Begini Caranya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler