jpnn.com - SUBANG - Eli Herlina, seorang pengusaha batu akik asal Desa Wanakerta Kecamatan Purwadadi, Subang, membuktikan dirinya masih bisa eksis dalam bisnis batu akik.
Eli menuturkan, sekitar setahun lalu dirinya memulai bisnis jualan acessoris dan permata imitasi termasuk batu akik. Karena banyak teman dan keluarga yang memiliki hobi mengoleksi batu akik, membuat dirinya tertarik .
BACA JUGA: Kakek Bakar Sampah, Berakhir Jadi Jenazah
"Tadinya penasaran, harga batu sekecil itu kok bisa sampai ratusan ribu rupiah. Dari situ saya belajar dengan mencari pengalaman cara bagaimana membedakan batu dengan searching di google tentang kandungan mineral batu, fungsi, manfaat dan keindahannya," jelas Eli.
Sebagai ibu rumah tangga, awalnya Eli mencoba menjual batu akik melalui media sosial. Pelan tapi pasti Eli mulai mendapatkan suplier batu akik dari berbagai daerah. Ketekunannya membuahkan hasil.
BACA JUGA: Lantik Pjs Gubernur Kepri, Mendagri Puji Sani-Soerya
Peminat batu akik yang sejak setahun lalu sedang banyak menggandrungi batu akik pun memesan kepada Eli.
"Pembeli mulai dari orang sekitar sampai luar kota juga ada. Batu akik ada juga yang impor dari China. Ada juga yang lokal dari Aceh, Kalimantan, Banten, Jakarta, Gorontalo, Sukabumi dan kota-kota lainnya," ujar Eli Herlina.
BACA JUGA: Bayi Kembar Empat Lahir, Tiga Meninggal, Satunya Kritis
Strategi pemasaran yang Eli terapkan cukup mudah, hanya perlu konsistensi dan ketekunan. Setiap harinya Eli rajin berkomunikasi dengan komunitas maupun para pecinta batu akik melalui media sosial maupun bertemu langsung. Melalui media sosial, Eli sering mengupload berbagai macam jenis batu akik nan indah.
"Sering upload untuk menunjukkan keindahan batu. Tapi syaratnya tetap jujur, karena banyak penjual batu akik online yang mengupload foto tidak sesuai dengan bentuk asli. Jangan sampai konsumen merasa tertipu agar mereka tetap percaya sama kita," tambahnya.
Soal menurunnya tren peminat batu akik, Eli mengaku tidak terlalu merasakannya. Meski omzet sempat turun naik namun penggemar setia gemstone masih tetap ada sehingga jumlah penjualan stabil.
"Omzet bisa sampai Rp10 juta per bulan. Tapi omzet kan tergantung bagaimana kita giat jualannya. Kalau lagi malas paling cuma dapat Rp2 juta per bulan," ungkap perempuan kelahiran Subang tahun 1985 ini.(tra/vry)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cara Bupati Banyuwangi Promosikan Acara Jazz Gratis di Daerahnya
Redaktur : Tim Redaksi