jpnn.com, JAKARTA - Untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam politik diperlukan beberapa strategi seperti peraturan, penjaringan, pendidikan dan pendanaan. Hal ini perlu disiapkan secara serius agar mampu mendongkrak jumlah perempuan yang berhasil dalam pemilu.
Menurut Anggota Komisi II Hetifah terdapat dua pernghalang utama dalam melihat partisipasi perempuan dalam politik.
BACA JUGA: Kinerja Menteri Susi Mencederai Prestasi Jokowi
Melihat partisipasi perempuan dalam politik, Hetifah mengakui bahwa ada dua penghalang utama.
“Masalah utama keterwakilan perempuan kita ada dua. Dari sisi supply dan demand. Ada partai yang kekurangan SDM perempuan. Ada juga perempuan yang sudah berpolitik tapi tidak terpilih,” kata Hetifah dalam keterangan tertulis, Senin, (16/10).
Menghadapi Pemilu 2019, Hetifah memberikan strategi-strategi bagi perempuan untuk memenangkan Pemilu. Diantara strategi itu adalah penjaringan atau rekrutmen caleg. "Kelompok perempuan seperti KPPI dan organisasi perempuan sayap-sayap partai membentuk data base perempuan yang akan diajukan ke parpol," jelas politikus Partai Golkar ini.
Selain strategi penjaringan, Hetifah juga menjelaskan perlunya pendidikan politik sebagai strategi pemenangan Pemilu bagi perempuan. "Pendidikan politik bagi caleg perempuan penting dilakukan untuk peningkatan kapasitas. Juga bagi anggota legislatif perempuan untuk meningkatkan performance", lanjut Hetifah.
Hingga kini, terlihat jumlah perempuan yang berhasil memenangkan pemilu masih sedikit, sehingga ini perlu menjadi perhatian agar perempuan dapat lebih meningkatkan persentase kemenangannya dalam pemilu.(adv/jpnn)
BACA JUGA: Fadli: Ini Bukti Parlemen Dunia Hadir Dalam Krisis Rakhine
BACA JUGA: Komisi V Desak Pemerintah Permudah KPR Bagi Pekerja Informal
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies-Sandi Dapat Berlari Melanjutkan Pembangunan Era Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi