jpnn.com - LAMONGAN – Kehebohan terjadi di Desa Moronyamplung, Kecamatan Kembangbahu, Lamongan, Jatim, kemarin (5/8). Sesosok mayat perempuan ditemukan di kawasan hutan setempat.
Dipastikan, perempuan yang diketahui bernama Murni Cahyani, 20, warga Desa Pelang, Kecamatan Kembangbahu, itu adalah korban pembunuhan.
BACA JUGA: Bencong Mengamuk saat Razia, Oknum Polisi, Satpol PP dan Warga Lari Ketakutan
Saat ditemukan, korban berada dalam posisi tengkurap di tumpukan sampah. Kepalanya bersimbah darah. Diperkirakan, lokasi penemuan mayat juga menjadi tempat eksekusi.
Sebab, tidak jauh dari lokasi, terdapat tunggak (bongkahan bekas potongan pohon jati) yang berlumur darah. Diduga, pelaku membenturkan kepala korban ke tunggak hingga tewas.
BACA JUGA: Disenggol Truk di Jalan Angker, Inalillahi
Orang yang menemukan keberadaan korban adalah Soto, 60, warga setempat. Saat itu sekitar pukul 06.30, dia hendak pergi ke tengah hutan untuk berladang.
Baru memasuki jalan setapak, sekitar 25 meter dari jalan raya, dia melihat kaki manusia. Awalnya, dia mengira itu kaki boneka. Setelah dihampiri, ternyata tubuh seorang perempuan.
BACA JUGA: Oknum Polisi Pesta Miras Kenakan Baju Dinas, Kapolda Pusing
’’Saya sempat melihat dari dekat, apakah masih bernapas atau tidak. Ternyata tidak, saya langsung lari ke warung untuk memberi tahu warga,’’ tuturnya.
Seketika itu, sejumlah warga mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Warga juga melaporkan penemuan mayat itu ke mapolsek setempat. ’’Begitu kita mendatangi TKP, secepatnya langsung kita pasang police line,’’ kata seorang polisi.
Anggota Inavis Polres Lamongan pun datang ke TKP. Setelah diidentifikasi, mayat langsung dievakuasi dan dibawa ke RSUD dr Soegiri Lamongan.
Sejumlah barang bukti di sekitar TKP yang diduga milik korban juga diamankan. Di antaranya, sepasang sandal jepit dan bando. Korban saat ditemukan mengenakan baju dan celana panjang biru.
Investigasi Jawa Pos Radar Lamongan menyebutkan, korban adalah pasangan muda yang menikah sekitar 1,5 tahun lalu. Suaminya bernama Rahmat, asal Bojonegoro. Tapi, perkawinan mereka hanya bertahan seumur jagung. Keduanya pisah ranjang, sang suami pulang kampung.
Lebih dari setahun tanpa ada kejelasan, korban mengajukan gugat cerai, bahkan sudah sidang di Pengadilan Agama Lamongan sekali. Untuk bertahan hidup, dia menumpang orang tua dan bekerja di pabrik sepatu di kawasan Kecamatan Mantup.
Sebelum ditemukan tewas, orang tua korban mencarinya. Sebab, sudah tiga hari dia tidak pulang. Terakhir, orang tuanya mengetahui korban pergi naik Honda Beat miliknya selepas magrib.
’’Sebelumnya, juga sempat SMS-an sama saya. Tapi, tadi (dua malam lalu, Red) saya hubungi handphone-nya mati, tidak bisa dihubungi,’’ tutur Anis, sahabat korban.
Anis menyatakan, saat kontak dengan dirinya, korban lebih banyak curhat tentang perjalanan rumah tangganya. ’’Dia mengeluhkan suaminya dan mengatakan sedang mencari surat (perceraian, Red) sendiri,’’ imbuhnya.
Sementara itu, informasi di sekitar TKP menyebutkan, korban terakhir diduga sedang cangkrukan di sebuah warung tak jauh dari TKP. Sebab, ada yang melihat motor korban berada di warung tersebut. Saat itu warung tutup.
’’Motor korban ini juga sedang kita cari. Semisal ditemukan, mungkin akan bisa mengungkap latar belakang pembunuhannya,’’ kata Kasatreskrim Polres Lamongan AKP Bambang Wijaya. (idi/nas/c23/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 12 Rumah di Asrama Kodim Ludes Terbakar
Redaktur : Tim Redaksi