jpnn.com, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo membenarkan telah menerima pesan singkat dari Veronica Koman Liau, wanita pengkritik Presiden Joko Widodo saat berorasi mendukung Basuki Tjahaja Purnama di depan Rumah Tahanan (Rutan) Cipinang, beberapa waktu lalu.
Vero, kata Tjahjo, dalam short message Service (SMS) yang diterima mengklarifikasi pernyataan yang sebelumnya dikemukakan. Namun tidak menjelaskan lebih detail, seperti apa isi SMS tersebut.
BACA JUGA: Wahai Ahoker, Please Jangan Beraksi di Singapura ketimbang Jadi Perkara
"Iya, dia (Veronica, red) sudah cerita, mengklarifikasi," ujar Tjahjo di Jakarta, Senin (15/5).
Saat ditanya apakah dengan SMS tersebut permasalahan dengan Vero telah selesai, mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan ini menyatakan belum.
BACA JUGA: Ahoker Terus Beraksi, Ini Kekhawatiran MUI
"Saya minta tertulis, nanti Dirjen (Politik dan Pemerintahan Umum) Soedarmo yang tangani. Jadi lagi diproses Pak Darmo, kami minta klarifikasi tertulis tapi belum dijawab," ucap Tjahjo.
Mantan anggota DPR ini menilai klarifikasi penting, agar permasalahan yang ada menjadi klir.
BACA JUGA: MUI: Jangan Menarik Asing Masuk ke Wilayah Hukum Indonesia
"Belum sampai ke sana (proses hukum, red), baru ditanya. Karena ini kan (Vero, red) warga negara. Intinya boleh mengkritik, tapi apabila itu diduga menghujat (Presiden Jokowi, red) wajar dong saya tanya (sebagai bagian dari rezim Pemerintahan Jokowi, red)," kata Tjahjo.
Nama Vero sebelumnya mencuat setelah Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo meminta wanita tersebut meminta maaf, atas ucapannya saat berorasi di depan Rutan Cipinang beberapa waktu lalu.
Pasalnya dalam video yang beredar, Vero mengkritik Pemerintahan Joko Widodo, atas permasalahan hukum yang dihadapi Basuki Tjahaja Purnama. Dia menyebut rezim Presiden Jokowi lebih parah ketimbang era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahoker dan Penentangnya Berseteru, Ini Saran Dede Yusuf ke Pemerintah
Redaktur & Reporter : Ken Girsang