Seorang perempuan telah mengalami keguguran di sebuah kursi yang berada di Rumah Sakit Royal Hobart karena tak ada tempat tidur yang tersedia.
Neroli Ellis dari Federasi Keperawatan dan Kebidanan Australia mengatakan, sembilan tempat tidur yang seharusnya bisa digunakan oleh perempuan, yang datang ke unit gawat darurat rumah sakit, itu sebetulnya sedang kosong malam itu.
BACA JUGA: Komentari Serangan Brussels, PM Australia Contohkan Islam di Indonesia
Ia mengatakan, tempat tidur itu menjadi tak tersedia karena tak ada cukup dana untuk membiayai staf rumah sakit.
"Ini benar-benar situasi yang berbahaya saat ini, dan kami menghimbau pemerintah untuk memberikan lebih banyak dana untuk membuka kembali beberapa tempat tidur yang ditutup itu," kata Neroli.
BACA JUGA: Ikan Betina di Inggris Ini Punya Organ Kelamin Jantan dan Bertelur Sendiri
Ia mengatakan, staf rumah sakit juga telah melaporkan masalah tambahan di rumah sakit.
"Kami punya situasi di unit gawat darurat di mana pasien gangguan mental bahkan tak bisa melihat cahaya alami dan mereka berada di sana selama dua sampai tiga hari," tuturnya.
BACA JUGA: Seorang Ayah Dihukum karena Berikan Ganja Obat pada Anaknya
"Itu melanggar konvensi hak asasi manusia," sambung Neroli.
Presiden Asosiasi Kedokteran Australia (AMA) wilayah Tasmania, Dr Tim Greenaway, mengatakan, insiden itu mencerminkan keadaan yang mengerikan pada sistem kesehatan Tasmania.
"Fakta bahwa perempuan malang ini harus menanggung penghinaan atas apa yang ia alami di kursi ketika tak ada tempat tidur yang tersedia adalah refleksi sistem yang krisis," utaranya.
Pihak rumah sakit mengatakan, kasus bedah elektif sementara ditunda selama Paskah.
"Masalahnya adalah kapasitas yang tak memadai, staf yang tak memadai, jumlah tempat tidur yang tak memadai," jelas Dr Tim.
Pada bulan Januari, Menteri Kesehatan Michael Ferguson dipaksa untuk meminta maaf setelah seorang perempuan berusia 95 tahun terpaksa berbaring di lantai sambil menunggu untuk diperiksa oleh pihak rumah sakit.
Menteri Michael mengatakan, jumlah permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menghambat sistem tetapi ia kecewaatas respon dari departemen darurat.
"Untuk saat ini, dalam beberapa pekan terakhir, respon kami tak cukup baik," sebutnya.
Sang Menteri mengatakan, ia telah menugaskan pimpinan Departemen Kesehatan dan Layanan Kesehatan Tasmania untuk memberikan laporan dalam 24 jam.
"Saya memberitahu pada warga bahwa saya bersedia untuk mempertimbangkan tindakan yang akan mengacaukan cara lama dalam menjalankan departemen darurat rumah sakit," kemukanya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kini Deteksi Dini Kanker Kulit Dimungkinkan Lewat Tes Online