jpnn.com - JAKARTA – Tim Densus 88 Anti Teror Polri masih melakukan perburuan untuk mengungkap kasus bom panci di Bekasi.
Kabag Mitra Biropenmas Mabes Polri Kombes Awi Setiyono menuturkan, tim Densus 88 masih memburu dua pelaku lainnya.
BACA JUGA: TNI Kirim 300 Prajurit Zeni ke Aceh
Rencana pengebomam ini terhubung dengan organsiasi Jamaah Ansharut Khilafah Daulah Nusantara (JAKDN).
Sampai kemarin (11/12) tim detasemen ’’burung hantu’’ bergerak ke sejumlah daerah untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku lainnya.
BACA JUGA: Panglima Tentara Udara Malaysia Terima Bintang Kehormatan TNI AU
Dia menjelaskan tim Densus 88 diantaranya bergerak ke Jawa Timur dan Jawa Tengah. Polisi sudah mengantongi peran dua orang yang masih dalam perburuan itu.
’’Dua orang DPO sedang diburu. Perannya membantu merakit bom,’’ tutur Awi di Mabes Polri kemarin.
BACA JUGA: Ini Target Nurdin Halid Pimpin Golkar Sulsel
Seluruh orang yang terlibat dalam perencanaan bom panci itu direkrut langsung oleh Bahrun Naim (BN). Menurut Awi, para pelaku ini intensif berkomunikasi dengan BN melalui aplikasi telegram.
Dalam kasus rencana bom panci yang diungkap polisi Sabtu lalu (10/12) itu, setiap pelaku memiliki peran sendiri-sendiri.
Diantaranya adalah Dian Yulia Novi (DYN) yang diduga kuat akan menjadi eksekutor atau pengantin. Menurut Awi, hasil pendalaman sementara adalah DYN ini termakan doktrin mengerikan dari paham terorisme.
’’Akibatnya dia jadi berani mengambil peran sebagai pengantin bom bunuh diri,’’ jelasnya.
Awi menuturkan doktrin itu adalah Daulah Islamiyah yang terkait dengan ISIS. Doktrin yang ditularkan kepada warga Indonesia adalah soal amaliyah.
Yakni mereka tidak perlu berjihad ke Suriah selama tidak mampu. Tetapi sebagai gantinya, mereka cukup membuat amaliyah di negara masing-masing.
Polisi lantas membeber keempat pelaku dan detail penangkapannya. Hingga kemarin masih empat pelaku yang ditangkap. Selain Dian (DYN), ada MNS (Nur Solihin), AS (Agus Supriyadi), dan S alias Abu Izzah.
Awi menuturkan tim Densus 88 membuntuti pergerakan MNS dan AS sejak dari Solo menuju ke Jakarta. MNS dia sebut aktif berkomunikasi dengan BN.
Bahkan dia juga menerima kiriman bahan peledak langsung dari BN yang berada di Suriah. Peran lain dari MNS adalah mencarikan kontrakan untuk DYN di Jalan Bintara Jaya VIII, Bekasi.
Sedangkan AS perannya juga sama, yaitu menjadi kurir bom siap ledak dari Solo ke Jakarta. Rencananya AS ini juga akan mengantarkan DYN ke lokasi peledakan. ’’AS juga berperan mencari mobil sewaan dari Solo ke Jakarta,’’ tuturnya.
Sementara itu S alias Abu Izzah berperan merakit bom. Awi menuturkan keempat pelaku ini terus menjalani pemeriksaan intensif dari tim Densus 88.
Pasal yang digunakan untuk menjerat keempat pelaku itu adalah pasal 7 juncto pasal 15 UU 15/2003 tentang Penetapan Perpu UU 1/2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. ’’Ancaman pidana penjara seumur hidup,’’ tegas dia.
Awi menuturkan polisi terus mempelajari proses pembuatan sel-sel baru teroris di bawah komando BN. Sebab secara terang-terangan BN memang memiliki tugas membuat sel-sel baru teroris di Indonesia.
Dia meminta masyarakat terus waspada. Selain itu masyarakat juga diminta untuk aktif memberikan informasi penting kepada masyarakat terkait aktivitas yang mencurigakan. ’’BN ini merekrut sel-sel kecil lainnya untuk melakukan amaliyah,’’ terangnya.
Terkait dengan pelaku pengantin yang perempuan, Awi mengatakan baik perempuan maupun laki-laki berpotensi menjadi pengantin atau eksekutor.
Sebab pada intinya organisasi teroris ini mencari siapa saja yang mau melakukan amaliyah bom bunuh diri.
Sasaran utama kelompok teroris yang ditangkap di Bekasi itu adalah kompleks Istana kepresidenan. Mereka memanfaatkan peluang mendekati istana pada saat pergantian pasukan jaga istana yang biasanya dilakukan pada Minggu pekan kedua tiap bulan.
Bila sesuai jadwal, maka kemarin (11/12). Tapi, kelompok teroris yang telah menyiapkan bom seberat 3 Kg itu berhasil dibekuk. (wan/lum/jun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas, Kelompok Pendukung ISIS Sudah Terintegrasi di Masyarakat
Redaktur : Tim Redaksi