Peretas Situs Australia Belum Tentu Orang Indonesia

Jumat, 22 November 2013 – 19:31 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Arief Sulistyanto menegaskan peretas situs resmi The Reserve Bank of Australia dan Australian Federal Police (AFP) yang mengklaim dari kelompok Anonymous Indonesia belum tentu juga itu benar-benar orang Indonesia.

"Kalau mengatasnamakan orang Indonesia, belum tentu orang Indonesia," tegas Arief kepada wartawan di Bareskrim Polri, Jumat (22/11).

BACA JUGA: Kasus Hukum Golkar Banten Jadi Sorotan Dewan Pertimbangan

Dijelaskan Arief, untuk mengetahui siapa peretas itu tentu harus diteliti dulu. Mulai dari data centernya, seperti apa caranya meretas dan kemudian dilakukan penelusuran lagi. "Kami belum memastikan apakah itu orang Indonesia," kata Arief.

Sebab, kata jenderal bintang satu ini, hacker merupakan orang yang sudah betul-betul menguasai masalah teknologi informasi.

BACA JUGA: Kekurangan 1.582 Mediator Hubungan Industrial

"Tidak mungkin mereka menghacker menggunakan identitas asli. Itu hacker jujur alias bodoh," ungkap Arief.

Arief menambahkan, terkait peretasan sistem IT itu harus dilihat dimana data centernya. Sebab, lanjutnya, ini juga berkaitan dengan yuridiksi penegak hukum yang belum melakukan penyidikan. "Kalau yuridiksinya di luar negeri atau data centernya di luar negeri, jadi yuridiksi penegak hukum di daerah setempat," katanya.

BACA JUGA: Australia Sadap Pejabat Indonesia Sejak 1956

Arief pun menambahkan, juga harus dilihat bagaimana cara hacker meretasnya, apakah dengan metode Dos, Ddos, atau Device. Setelah itu, kata dia, baru dicari IP address-nya.

Namun, ia pun memastikan setelah ditemukan IP address belum tentu juga itu berasal dari Indonesia. "Bisa jadi ada banyak software untuk menyamarkan yang namanya proxy dan lain-lain," katanya.

Seperti diketahui, situs resmi RBA dan AFP diserang. Hal ini diduga karena buntut kasus terbongkarnya penyadapan sejumlah pejabat publik Indonesia oleh Australia dan Amerika Serikat beberapa waktu lalu. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Akbar Anggap Iklan Ical Tak Efektif Dongkrak Popularitas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler