Pergantian Pemimpin, Akan Ada Revolusi Pendidikan Besar-besaran di Sulawesi Tengah

Sabtu, 14 November 2020 – 23:52 WIB
Pasangan Rusdy Mastura dan Ma'mun Amir dalam debat pilkada II. Foto: dok. PAN

jpnn.com, PALU - Pasangan Rusdy Mastura dan Ma'mun Amir membeberkan gagasan untuk merevolusi besar-besaran di Sulawesi Tengah.

Itu disampaikan keduanya saat debat publik kedua, yang diselenggarakan KPU Provinsi Sulteng hari ini.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Jusuf Kalla di Balik Kepulangan Rizieq? 8 Oknum TNI jadi Tersangka, Siapa di Balik Nikita Mirzani

Revolusi itu dimulai dari peningkatan anggaran, kualitas guru, dan kualitas sekolah di provinsi tersebut. 

"Anggaran pendidikan harus ditingkatkan di provinsi Sulawesi Tengah, karena hak pendidikan masyarakat diatur dalam undang-undang dan ini menjadi dasar dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di Sulawesi Tengah," jelas Rusdy usai debat

BACA JUGA: Rusdy Mastura Puji NasDem yang Sukses Mewarnai Dunia Politik Tanah Air

Menurut Rusdy, jumlah guru masih minim. Khususnya untuk ketersediaan guru di SMA dan SMK yang seharusnya diatur pemerintah provinsi.

Dia bersama Ma'mun Amir akan menambah dan meningkatkan kualitas guru dengan pelatihan, dan berkomitmen memberikan beasiswa baik dalam dan luar negeri.

BACA JUGA: Irman Yasin Limpo Bakal Tingkatkan Anggaran Pendidikan Kota Makassar 20 Persen

"Kemudian begini, kami akan mem-breakdown pendidikan nasional menjadi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah, SMA di kecamatan akan pelan-pelan menjadi sekolah vokasi," sambung Rusdy

Rusdy-Ma'mun akan fokus penuh membangun dan memperkuat sekolah vokasi (politeknik) yang berbasis komoditas rakyat di setiap kabupaten/kota; seperti SMK pertanian, perikanan, perhotelan, pariwisata, atau pertambangan. Ini agar sesuai dengan potensi dan kebutuhan di Sulawesi Tengah.

"Saya ingin menambahkan, karena tadi kalau didebat waktu kita terbatas jadi apa yang ingin kita sampaikan tidak tersampaikan semua. Jadi melihat tingkat pendidikan penduduk Provinsi Sulawesi Tengah, banyak anak putus sekolah karena biaya. Untuk itu kami komitmen menggratiskan biaya SPP untuk SMA dan SMK," jelas Ma'mun

Pendidikan di Sulawesi Tengah masih memprihatinkan, angka harapan sekolah tahun 2019 sebesar 8,75 tahun atau dengan kata lain belum tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Sementara angka harapan lama sekolah sebesar 13,14 tahun.

"Insyallah jika diberi amanah saya dan Pak Rusdy mau ambil alih dan cabut biaya SPP yang dibebankan kepada siswa disetiap bulannya. Kisarannya kan 80-100 ribu rupiah per siswa itu akan kita gratiskan. Sehingga siswa bisa fokus belajar dan orang tua tinggal memikirkan gizi anaknya," pungkas Ma'mun. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler