jpnn.com - AMBON - Seorang nelayan bernama Willem Tuhuleru (45), asal Negeri Hulaliuw, Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, ditemukan tewas terapung di pesisir pantai setelah melaut sendirian sejak Kamis (29/12).
"Willem Tuhuleru (45) nelayan asal Negeri Hulaliuw ini ditemukan warga sudah dalam kondisi meninggal dunia," kata Kasi Humas Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease Ipda Moyo Utomo di Ambon, Maluku, Sabtu.
BACA JUGA: Komunitas Nelayan Pendukung Ganjar Bagikan Voucer Solar Hingga Makan Bersama di Sulsel
Dia menjelaskan bahwa Willem Tuhuleru melaut pada Kamis (29/12) sekitar pukul 20.00 WIT.
Namun, yang bersangkutan tidak kembali pulang seperti biasanya.
BACA JUGA: Ganjar Beri Manfaat ke Nelayan hingga Pelaku UMKM Melalui 3 Perda Baru
Salah seorang warga bernama Yos mendatangi Ny. Selly Izak yang merupakan istri almarhum.
Yos kemudian memberitahukan bahwa perahu sampan korban berada di perairan Negeri Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah.
BACA JUGA: Jasad Nelayan Tercebur Laut di Pulau Madura Tak Ditemukan
Perahu tersebut ditemukan warga dalam posisi terbalik.
“Namun, korban tidak ada di dalamnya," ucap Moyo Utomo.
Informasi ini lantas ditindaklanjuti oleh beberapa kerabat korban.
Mereka kemudian melakukan pencarian di pesisir perairan Negeri Halaliu bersama Bhabinkamtibmas Aipda Rikson Rahakratat.
Setelah didapatkan informasi bahwa perahu milik korban ditemukan di perairan Haria, Pulau Saparua, dua kerabat korban bernama Coken Siahaya dan Mario Noya pada Jumat (30/12) sekitar pukul 14.00 WIT hendak melakukan pencarian di pesisir pantai tersebut dengan menggunakan sepeda motor.
Namun, sesampainya di depan lorong rumah milik korban, tepat di bawah pohon beringin, Coken bersama Mario hendak memarkirkan sepeda motor dan turun ke pantai untuk membuang air kecil. Pada saat itu, mereka melihat sebuah topi berwarna merah yang terapung-apung.
"Ternyata topi itu masih melekat di kepala korban yang sudah meninggal dunia dalam posisi mengapung di tepi pantai. Penemuan jasad korban ini dilaporkan kepada pihak keluarga," ujarnya.
Sementara itu, Kapolsek Pulau Haruku Iptu Julkisno Kaisupy menyebutkan tidak ada tanda-tanda kekerasan di sekujur tubuh korban. "Pihak keluarga juga tidak bersedia melakukan autopsi atas jasad korban. Mereka menerimanya sebagai sebuah musibah," ujarnya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi