Perguruan Tinggi Hanya Diizinkan Buka 3 Prodi Baru Ini

Jumat, 30 Desember 2016 – 18:19 WIB
Ilustrasi Foto: AFP

jpnn.com - JPNN.com - Banyak lulusan perguruan tinggi yang tidak terserap dunia kerja karena ilmunya dinilai tidak sesuai kebutuhan.

Industri membutuhkan SDM yang menguasai sains, teknologi, dan matematika.

BACA JUGA: Terapkan Verifikasi Elektronik untuk Atasi Ijazah Palsu

Tetapi, lulusan PT justru tidak memiliki skill itu.

"Banyak tenaga kerja lulusan PT dinilai industri tidak relevan. Akibatnya, industri mencari tenaga kerja yang siap pakai karena mereka tidak perlu melatih lagi," kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir di Jakarta, Jumat (30/12).

BACA JUGA: 9 Universitas Swasta Raih Akreditasi A, Ini Daftarnya

Di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), masuknya tenaga kerja asing yang memiliki skill tidak bisa dihindari.

Perusahaan condong mempekerjakan tenaga kerja asing yang ahli di bidangnya. Contohnya adalah ahli perkeretaapian, jembatan, dan lainnya.

BACA JUGA: Sekolah Terkena Banjir di Bima Harus Segera Ditangani

"Kami tengah melakukan revitalisasi vokasi untuk 12‎ Politeknik. Diharapkan, lulusan Politeknik siap memenuhi kebutuhan industri. Sebab, pelaku industri ikut serta mendidik mahasiswa Politeknik-nya. Demikian juga dosen  bisa praktik di industri untuk melengkapi teori yang sudah dikuasainya," bebernya.

Selain itu, Kemenristek Dikti juga membatasi PT membuka program studi (prodi) baru.

Prodi yang diizinkan hanya bergerak di bidang sains, teknologi, dan matematika.

"Di luar tiga prodi itu tidak diizinkan lagi, karena yang relevan dengan kondisi saat ini adalah sains, teknologi, dan matematika," tandas Nasir.

BACA ARTIKEL LAINNYA... UHAMKA Dapat Kado Akhir Tahun dari Kemenristek Dikti


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler